Selasa, 19 September 2017

Lihatlah Aku, Sang Penyelematku

            Puisi ini adalah sebagai pengingat bahwa ada saudara-saudara kita di Allepo atau bahkan di daerah lainnya, yang menangis dan meratapi kehidupan mereka yang sungguh tragis. Terkadang kita lupa bahwa sebenarnya kita dipalingkan dari mereka. Beberapa orang di antara kita mungkin sangat peduli dengan mereka. Tetapi beberapa juga di antara kita sangat bahagia dengan kehidupannya, bangga dengan prestasinya sekarang, bermegah-megahan karena mendapatkan sesuatu. Apakah mereka melihat penderitaan saudara-saudara mereka yang sekarang berdiri di atas ladang kehidupan yang naas.
            Dalam menghadapi kondisi yang mana secara tidak langsung kita dijajah dan kita tidak menyadarinya. Kita hanya disibukkan dengan permasalahan pribadi. Mungkin ada orang yang sibuk membicarakan soal politik, berusaha untuk memperebutkan kekuasaan. Tetapi mereka tidak ingat dengan anggota keluarganya yang lain.
            Jika memang tidak bisa memberikan sumbangan materiil, kita bisa selalu mendo’akan mereka. Apa sulitnya berdo’a? Waktu kita tidak akan terbuang hanya untuk berdo’a. Berdo’a juga tidak menghitung berapa jam, bukan?



Menangis hati kecil kita, melihat sosok anak kecil di sana
Menangis, menjerit, merintih kesakitan
Senyuman tiada terlihat lagi dari wajahnya nan indah
Tergugah hati ini, menangis jiwa ini
Renungan jiwa di samudra medan perang
Ke mana kaki akan melangkah?
Di setiap titik tak ada lubang jalan keluar
Suara yang amat dasyat
Mengapa semuanya kini tidur? Dan ada apa?
Api, darah, tubuh yang remuk
Berkeping-keping, seperti sampah dan rongsokan
Lautan darah seperti sungai
Ketidakadilan terpancar dengan derasnya seperti derasnya sungai
Mana letak kemanusiaan di bumi?
Tiada kasih, tiada toleransi
Hancurkan nyawa tak berdosa, lihatlah anak yang tak tahu
Hanya keadilan kemanusiaan, ketenangan yang dipinta
Dan bukan apa-apa
Kini di mana sang penyelamat?
Seakan bergetar oleh teriakan dan tangisan mereka
Hati berontak pada siapa? Hati berteriak pada siapa?

Hanya kepada-Nya do’a kami yang tiada henti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar