Rabu, 20 September 2017
Selasa, 19 September 2017
Kepada Pemilik Rindu Kami
Ya Allah kekasihku,
Seandainya Kau ciptakan dia
untukku,
Maka satukan hatinya dengan hatiku
Selipkan harapan bahagia di antara
kami yang abadi
Ya Allah Yang Maha Mengasihi
Seiring waktu berdentum tiada henti
Bimbinglah kami berlayar di lautan
kehidupan
Seandainya Engkau takdirkan bahwa dia bukan miliku
Jauhkan dia dari pelupuk mata dan relung kalbuku
Hilangkanlah kerinduan yang bersemi dalam perasanku
Berikan aku kekuatan untuk menghapus bayangannya
Agar ku bisa bahagia dan tersenyum
Walaupun tidak bersama diriku
Gantillah yang telah tiada
Gantillah yang telah tiada
Tumbuhkanlah kembali yang telah
patah
Walaupun tidak sama seperti yang dahulu
Ku pasrahkan segala jiwa dan raga ini hanya milik-Mu
Ku tahu sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Terbaik dalam realita hidup dan matiku
Walaupun tidak sama seperti yang dahulu
Ku pasrahkan segala jiwa dan raga ini hanya milik-Mu
Ku tahu sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Terbaik dalam realita hidup dan matiku
Bidadari di Bumi
Kami
pemenang dari berjuta pilihan
Terdengar
suaranya mengajak berbicara
Ingin
rasanya menggenggam sentuhan jari-jari lembutnya
Dan,
sentuhan itu terasa
Wanita
itu malaikat kami…
Bidadari
di bumi
Sentuhan
lembutnya, setulus kasih sayang dan cintanya
Sembari
dia mengajari apa itu dunia
Meski
air mata bercucuran
Ketika
dia mendengar kelahiran
Ketika
dia memperoleh ketidakadilan
Ketika
dia menjerit oleh luka dan menyayat hatinya
Mereka
kaum hawa, berdiri tegak mengatasi permasalahan hidup
Orang
mengatakan dia rapuh?
Tidak!
Dia tak pernah rapuh
Tapi
sungguh dia hebat.. Tak terkalahkan amarah yang menggebu
Laki-laki
memberikan duka, tapi dia memberikan tawa
Mereka
menyumbang air mata, tapi dia menghapus air mata
Kasih
dan cinta seputih salju
Cinta
dan kasih tanpa syarat
Dia
bukan hanya bidadari bumi, tapi dia bidadari surga mereka
Mereka,
sang lelaki
Mimpiku, Do’amu
Waktu
berjalan, berganti, dan mempertanyakan tujuan
Ketika
aku belum mengerti apa itu mimpi dan cita-cita
Kau
berucap pada gadis kecilmu
“Bermimpilah,
kejarlah cita-citamu”
Kau
memberiku segalanya hingga detik ini
Kau
lihat sosok gadis di depanmu
Kebahagiaanmu,
menjadi semangatku menggebu dan bangkit
Ketika
kekalahan datang dan membalut jiwa sepi ku
Setiap
saat, bahkan setiap detik teringat setiap bisikan do’amu
Sabar
menjadi penguatmu
Kekuatanmu
menjadi obat untukku
Untukku
bertahan meski rasa kecewa menghampiri
Ketika
amarah mengalahkan sabarku
Tapi kau
luar biasa, malaikat ku dari Tuhan
Cintamu
tanpa syarat
Senja yang Menyapa
Selalu
ada cahaya di sudut ruang
Pertanda
malam kan hilang
Datangnya
sepi di bawah lautan bintang dan rembulan
Di
keheningan malam, dengan bintang yang menyapa
Datangnya
senja yang membawa rasa itu pergi
Pupus
indahnya harapan
Perasaan perlahan retak
Air mata mengalir di keheningan ini
Teringat oleh simfoni lagu indah
Melodi pada setiap nyanyian diri
Tentang kasih dan cinta yang
ternodai
Rindu
itu semakin merangkul jiwa yang sunyi
Dapatkah
kau rasakan?
Perbedaan
waktu dan tempat, tak membuat hilangnya kasih..
Senja
itu tak menghilangkan rasaku
Tak menghilangkan harapan
Tapi….
Membawa harapan baru, jalan baru,
dan hidup baru
Salahkah Rindu?
Bolehkah aku cinta?
Salahkah aku rindu?
Akankah kau juga rindu?
Meski dalam jauh aku
hanya bisa melihat
Bisakah aku mengambil
rasa?
Kasih dan sayang
terpendam dalam jiwa
Dan tak tersampaikan
olehku
Hanya harap dan do’aku
Akankah kau tau?
Di manakah
keberadaanmu?
Adakah rindu itu
untukku?
Tidak! Tidak untukku
Tak ada rindu, apalagi
kasih dan cinta
Hanya terpendam jauh di
lubuk hati
Tanpa tersampaikan
olehku
Untukmu yang jauh dari
pelupuk mata
Jauh di lautan seberang
Tak Sekuat Hatimu
Hati
yang tak sebening hatimu
Tangan
yang tak selembut belaian tanganmu
Kata-kata
terucap tak seindah kata-kata yang terlantun dalam setiap hela nafasmu
Pandangan
mata yang tak seindah pandangan mata saat kau menatap
Semua
terasa indah oleh parasmu
Tak
setegar dirimu yang sabar menghadapi bagaimana kerasnya hidup
Tak
sekuat hatimu saat engkau mendapat kesulitan
Hatimu
seperti salju yang putih
Meski
sedikit dalam hati tertutup awan hitam
Namun,
tak selamanya hatimu tertutup olehnya
Oleh
awan hitam yang menghancurkan kehidupan kita
Kebencian,
kedengkian, kesombongan, kedendaman
Ibu…
Ajarkan
aku agar seperti dirimu dan sekuat hatimu
Kau
mendorong anakmu dalam kebajikan
Dalam
mencapai ridho Sang Kekasih
Pelepas
lara di hati
Ibu…
Engkau
wanita luar biasa
Bersorak
di saat kawanmu bahagia
Bahagia
mendengar anaknya menjadi pemenang
Menagis
saat mendengar kelahiran
Memendam
pendapat dan kebahagiaanmu sendiri
Rela
berkorban demi orang yang kau cinta
Mampu
mengatasi permasalahn hidup
Meski
hidup itu sekeras batu
Kekuatan
dan kesabaranmu setiap saat, menjadi obat untukku
Untukku
bertahan meski rasa kecewa menhampiri
Ketika
amarah mengalahkan sabarku
Tapi
engkau luar biasa, malaikatku, dari Tuhan
Cintamu
tanpa syarat…
Thank to
Allah,,
You give
me an angle for my life.. Precious, until the end..
Bidadari
itu ada di bumi… Dua malaikat itu ada di bumi, di samping ku..
Sesederhana Ini
Sesederhana itu, Kau
mengingatkanku
Tentang apa yang tidak
seharusnya ku perbuat
Sesederhana itu, Kau
membuatku tersadar
Tentang apa yang aku
miliki, hanyalah titipan
Sesederhana itu, Kau
menguatkan hatiku
Terbelenggu oleh cinta
dunia
Dan tidak akan pernah
kekal
Sesederhana itu, Kau
membuatku tahu
Tentang apa yang pantas
dan tidak
Meski tak bisa menahan
hadirnya cinta
Meski diri yang tak
bisa menahan rasa
Selalu menggebu tuk
menjalin hubungan
Tapi, sesederhana ini
Kau memiliki cara
Untuk hidupku dan
segalanya
Demi menahan dan
menanti cinta sejati
Untuk hidupku
Sesederhana ini, Kau
mengingatkanku
Untuk selalu dekat
dengan-Mu
Selalu mendekati-Mu
Sampai akhir nafasku
Karena cinta untuk-Mu,
memang yang abadi
Sempurnanya Kasih-Mu
Kasih-Mu pada diriku, rinduku akan bertemu diri-Mu
Apa aku benar-benar pantas?
Dosaku yang tiada henti di setiap hela hidupku
Tapi aku ingin memberikan kasihku itu
Karena ku tahu Kau takkan pernah menyakitiku
Engkau selalu mengerti kekuranganku, tanpa menghakimiku
Engkau selalu memberiku kasih, saat aku menyakiti-Mu
Engkau selalu memberiku yang terbaik, saat aku
memberi-Mu hal yang kurang
Selalu ku temukan kedamaian yang dalam
Takkan ada kedamaian yang menggantikan
Sakit dan perih tak pernah Engkau goreskan dalam
sanubari hatiku
Aku selalu menyakiti-Mu, dengan tingkahku yang buruk
Hingga diri menjadi sosok paling menyesal
Saat aku jauh dari-Mu
Hidupku selalu Engkau terangi dengan cahaya-Mu
setiap waktu
Saat matahari terbit di kala burung-burung berkicau
pagi hari
Meski matahari terbenam, tetap kau beri cahaya itu
Engkau memberi cahaya-Mu yang terang
Dengan sejuta bintang di malam hari
Lampu-lampu menghiasi setiap malam
Itulah kesempurnaan selalu ada pada-Mu, dan tidak
padaku
Dan juga yang lain
Takkan ada ketenangan dan kedamaian di dunia
Tapi, kami yang menikmati dunia
Perasaan kekurangan, yang enggan menjadikan kami
bersyukur
Salam Rinduku di Bulan Suci
Sesuap nasi di petang Ramadhan ini
Tak ku nikmati bersamamu
Rindu kan terus menusuk di Ramadhan ini
Telah lama ku tinggalkan buka dan sahur
ku bersamamu
Aku rindu hidangan itu
Aku rindu tangan halus itu
Aku rindu panggilan manis itu
Jauh dari pelupuk mata
Hanya do’a terselip dalam setiap waktuku
di sini
Tak mampu memeluk, tapi hanya do’a ku
sebut
Di tengah keramaian asing
Jauh, sangat jauh, di pijakan perantauan
ini
Ingin ku kembali dari tanah rantau orang
Aku ingin memeluk hangat dirimu
Tapi, diriku jauh dari pijakan daratan
Di tengah gelutan ombak
Tapi, nada rinduku takkan pernah
berhenti bergema
Keramaian ini tak bisa menghibur diriku
Tapi, kedamaian itu hanya ku peroleh
darimu
Hanya hembusan angin di tengah laut yang
menjadi temanku
Selalu ada bisikan suaramu
Tapi, tetap saja terselimuti bayangan
tanah kelahiranku
Salam rinduku, untukmu di bulan suci ini
Ayah dan ibu…
Kasih Ikhlasku
Selama
apa terpendam rindu itu padanya?
Akankah
memiliki arti?
Tak
bisa terlupa di setiap langkah
Mengapa
semua menghantui di atas waktu?
Tak
bisakah hilang?
Agar
takkan ada rindu menggebu
Dia
menghantuiku
Dia
berikanku waktu untuk rindu itu
Tapi,
cinta itu bukan untukku
Tak
bisakah kasih kan singgah?
Akankah
sedikit saja kasih tersampaikan?
Hanya
titipan do’a nan ikhlas dari hati
Untuknya
yang jauh di sana
Bersama
cinta dan kasih lainnya
Wahai,
hati…
Akankah
kau mampu menerima?
Tutupi
hati dari benci
Balutlah
dengan kasih dan cinta
Meski
tak berarti
Hati
yang ikhlas, kau tetap sumber perjalanan
Kan
selalu berwarna
Mempunyai
cerita dan arti istimewa
Kasih
tulus sepanjang masa
Mengalahkan
dendam dan benci
Meski
mentari kebahagiaan itu bukan milik kita seutuhnya
tapi
bahagianya kita adalah ketika kita bisa melihat orang yang kita sayangi itu
bahagia dengan pilihan hidupnya…
Di Penghujung Waktu yang Dinanti
Malam
itu akan terlukis indah
Bertabur
indahnya kisah
Dalam
buai gemerlap bintang di angkasa raya
Untaian
do’a sang kekasih
Tuhanku
Sang Pencipta indahnya rasa
Berikan
kekuatan diri menepis pilu, hingga di penghujung waktu
Dan
tibalah saatnya, Engkau berikanku hadiah terindah
Tergambar
sudah kisah-kisah penuh simfoni
Deretan
kata yang tertata rapi, dengan menyebut asma-Mu Sang Pengasih
Di
penghujung waktu itu adalah dia
Lantunan
yang terbaca jelas nan rapi
Syair
indah terucap dari bibir sang imamku
Ketika itu aku acuh
Ketika itu diam membisu
Tapi, sekarang ku ingin berucap bahkan menyanyi dengan
melodi indah
Hari itu Engkau tak memberikanku jawaban
Kini terjawab sudah, tergambar dengan jelas di depanku
Dan…
begitu indah pemberian yang Kau rancang serapi mungkin
Pada
ujungnya Kau telah yakinkanku pilihan terindah
Indah
tak terduga ada di depanku
Ucapan
Aku Mencintaimu, Mengasihimu, penuh cinta kasih karena-Mu
Terdengar
indah, jauh di pelupuk mata
Tapi,
kini dekat di sanubari
Karena
Kau Sang Pemberi Kasih dan penumbuh rasa
Datang
tiada terkira, pergi pun tiada terkira
Tapi,
Engkau pemilih rahasia hati kami
Kau Lupakan
Rindu, sepi, semua terpaut dalam
hati
Selalu merangkul menemani malam di
balik rembulan
Takkan bisa membedakan semua yang
terasa
Suka, duka, kecewa, bahagia
berharmonisasi
Dalam nyanyian melodi kehidupan
Hingga kisah yang mampu bertahan
Dalam bait-bait cinta dan kasih
sayang
Sekarang hanya tinggalah puing cerita
Menggoreskan sejuta luka dalam jiwa
Memancing emosi dan rasa benci
Aku berbagi rasa dan asa
Rasa yang selalu ada di relung jiwa
Menghantui setiap langkah
Cerita yang tertulis pena, di atas
diary
Namun, hanya memorian dan tinggal
kenangan
Dihempaskan, bagai pecahan logam
Meski dia tlah meninggalkan kisah
dan janji
Biarlah ku mendekap cinta dan kasih
Dalam balutan sepi dan rindu
Biarkan, biarkan, biarkan!
Jangan hentikan rasaku padamu
Luka bukan akhir segalanya
Awal kebangkitan, awal perbaikan
Menuju sejati!
Terbalut Kasih Sahabat
Selama itu kau bisa
mendengarkan ku
Selama itu pula kau
bersedia menanti berita baikku
Kebahagiaamu dari
senyumanmu
Penawar ketika ku
berlinang air mata
Sahabatku,,,
Dalam keheningan,
perasaan ini bimbang
Dapatkah kau merasa kerinduan
pada diriku?
Akankah kau bertahan?
Setiap terpaan angin
yang menjauhkan diriku pada dirimu
Inginkah kau bersamaku
setiap waktu?
Sampai kapan kau
diamkan dirimu?
Pada hati yang menjaga
keutuhan kasih sayang persahabatan
Pada hati yang terbalut
sepi kerinduan pada sahabat
Jika tempat memang
berbeda
Jangan perbedakan kasih
sayang dan tujuan kita
Tetap satu hati,
menjaga sahabat, sampai mati
SAHABAT,
takkan mampu meninggalkanmu
Dalam
lubuk hatinya tlah ia curahkan
Tuk
mendengarkanmu
SAHABAT,
takkan mampu melihat air mata itu jatuh
SAHABAT,
takkan mampu melupakan apa yang tlah ia jalani
Selama
jantung masih berdetak, selama nadi masih berdenyut
SAHABAT,
takkan mampu menghapus namamu
Hingga
waktu itu memisahkan…
Sehangat Kasih-Nya
Waktu
tidak akan memutar kembali
Hal
yang berjalan indah
Kini
meninggalkan jejak
Bayangan
di balik waktu yang berjalan kemarin
Kini
tidak ada rindu menyapa
Tapi,
senyuman indah masih teringat dalam memorian
Bait
puisi terlukis dalam nyanyian setiap waktu
Dendangan
lagu mengiringi menyambut indahnya pagi
Tapi..
diriku mencari hari seperti di waktu itu
Waktu
membawa pergi jauh seketika
Bersama
kasih dan cinta yang pernah terpendam jauh di lubuk hati
Kini,
kasih dan cinta yang hilang
Hilang…
Tapi,
kita lupakan Dia
Ketika
kita bersama yang lain
Seketika,
semua hilang
Kita
mencari-cari Dia kembali
Dia
kekasih terbaik kita
Dia
segalanya dalam hidup
Tanpa
kita sadar, kasih dan cinta-Nya abadi
Tak
seperti yang lain
#Quotes_El:
Kita yang selama ini bangga dengan kasih dan cinta manusia, tanpa kita sadari
ada kasih dan cinta yang abadi untuk kita, yaitu dari Kekasih Sejati kita.
Dia-lah Sang Pencipta dunia ini. Bagi kita kaum hawa, kita tidak perlu meragukan
dengan cinta yang satu ini. Kita merasa sendiri, sakit hati terhadap kasih dan
cinta di dunia. Dan kita lupa dengan yang sejati. Dalam kegelapan malam, ada
cahaya malam yang selalu terpancar. Dalam kegundahan hati, Dia selalu ada untuk
hidup kita, ketika manusia tak bisa mengerti apa gundamu dan bagaimana rasa
sakitmu. Kita tak perlu berputus asa dengan cinta dan kasih manusia di dunia. Akan
ada keajaiban cinta yang sesungguhnya dari-Nya.
Kubur Kebohongan, Lahirkan Keikhlasan
Detik ini, curahkan segala penat dan
luka hati
Pada setiap bait-bait cerita, yang
menjadi nyanyian dalam hidup
Bahagia akhir dari ketulusan dan
keikhlasan
Bukan kebohongan, kebencian, dan
pengkhianatan
Semua luka yang tergores, kian
menembus dada
Semua kenangan, semua cerita yang
selalu menghiasi
Namun mengapa tak seperti bintang?
Yang bersinar dan menghiasi langit
Hingga ia penuh dengan cahaya
Mengapa semua berbalik arah
Seperti api, yang kian membara
Yang membakar dan akhirnya
memusnahkan
Dan menjadi abu…
Akankah ada nyanyian dalam duka?
Akankah ada tawa dalam tangisan?
Semua berakhir, di atas bahagia,
meski hati tergores luka
Sayatan luka, merasuki hati
Cukup satu naluri hati yang menerima
luka
Tak membalas dengan hal yang sama
Quotes_El:
Meskipun kita merasakan kepedihan akibat kasih sayang dan cinta, kita akan selalu
mengingat bahwa suatu saat kita akan mengetahui akhir dari segalanya. Jika kita
merasa hati kita tersakiti, ingatlah bahwa apabila kita berhasil melewati
keikhlasan kemudian menjalankan kesabaran, maka akan ada nikmat yang tak bisa
terkalahkan.
Dan
selalu bersyukur, yang akan menambah nikmat. Always Say Alhamdulillah..
Rasa
sakit itu, justru menjadi penguat kita untuk berjalan di atas karunia Allah,
dengan segenap keyakinan dalam hati, bahwa kita bisa melakukan sesuatu dengan
petunjuk Allah. Maka Allah pasti akan memberikan hadiah yang tak disangka.
Jadikan kelemahan bukan menjadi kelemahan, tetapi kekuatan untuk menopang beban
yang berat dan menjadi nahkoda dalam berlayar menuju kehidupan baik dan tujuan
yang hakiki.
Kau dan Rasa Itu
Dalam
mimpi dalam rindu,
dalam
do’a aku mencoba
Menemani
di kala gundah
Meski
sejenak saja engkau berlabuh
Tanpa
ada alasan diriku tuk meminta
Tanpa
aku sanggup untuk menerima
Sungguh
tak mampu
Tapi
apalah daya?
Jika
Tuhan menggariskan alur
Sungguh
tak dapat diriku meminta dan mencegah
Kini,
apakah terlambat menyadari kepergian?
Yang
tak akan ada penantian dan jawaban
Di
atas bayangan yang semu
Tiada
berbintang di malam hari karena awan hitam
Ku
coba tuk melepas segala penat dalam hati
Segala
asa dalam lubuk
Kerinduan
yang tiada lagi terpancar, karena kepergian
Kerinduan
yang selalu merangkul
Menjadi
orang yang berbahagia
Sekaligus
sosok yang bercumbu dibalut air mata yang berlinang
Tiada
ku sadari, betapa berartinya kehadiran sesaat
Jika
engkau menyadarinya, betapa berartinya pertemuan
Kehadiran
yang membuat hatimu berbahagia
Malang, 01 Maret 2017
Harapan dan Cinta
Terbalut
rindu-rindu kedamaian
Tetesan pedih menggores hati
Namun ketika benci menjadi rindu
Ketika rindu berbuah kasih dan cinta
Harapan diulur dan ditarik
Tetesan pedih menggores hati
Namun ketika benci menjadi rindu
Ketika rindu berbuah kasih dan cinta
Harapan diulur dan ditarik
Seakan
semua itu tak memiliki arti
Tergambar
pada bait puisi ini
Kerinduan yang menjerit setiap malam
Kerinduan yang menjerit setiap malam
Seakan
menyelimuti hati
Kian
lama kian menusuk
Tapi,
tak berarti
Kekalahan
ini biasa terlewatkan
Semua luka adalah awal dari bahagia
Akan datang tujuan itu
Cinta dan kemenangan kan ku gapai
Barisan perjalanan hidup yang masih panjang
Belum ada cukup waktu untuk berhenti
Mari kita berangkat menuju sejati
Semua luka adalah awal dari bahagia
Akan datang tujuan itu
Cinta dan kemenangan kan ku gapai
Barisan perjalanan hidup yang masih panjang
Belum ada cukup waktu untuk berhenti
Mari kita berangkat menuju sejati
Tuhan,
jika Engkau tak memberi harapan
Hilangkan
harapan itu dari relung hatiku
Jika
memang tidak ada kasih dan cinta
Jauhkanlah
dari hatiku
Jika
dia bukan tulang rusukku
Janganlah
Engkau selipkan kerinduan dan rasa cintaku padanya
Tanamkan
rasa yang jauh dari kebencian
Labuhkan
samudra keikhlasan
Ketika
hati keras untuk menerima
Tetap
tertanam rindu dan do’a
Meski
tak dimaknai, meski tak dimengerti
Tapi
tetap terkubur dalam-dalam
Langganan:
Postingan (Atom)