Jumat, 21 November 2014

Balutan Kasih Dan Rindu Dalam Senja

Dalam rindu dalam do’a, selalu ada cahaya di sudut ruang
Seolah mengajak pertanda malam itu akan hilang
Malam itu akan sepi, hilang dari suara yang bernyanyi di senja kemarin
Ketika bergetar mendengar suara hati, do’a yang menemani
Ketika kaki tlah bertapak sejauh mata ku memandang
Bahwa kau malam ini jauh
Di keheningan malam, dengan bintang itu kau menyapa
Apakah aku akan selalu menjaga kasih itu?
Ya.. kasih kan ku jaga, rindu itu kan mendekap setiap saat
Dari terbit sang surya, hingga terbenam, rindu itu semakin merangkul jiwa yang sunyi

Dapatkah kau rasakan ? Perbedaan waktu dan tempat, tak membuat hilangnya kasih itu..

Waktu, Tak Ingin Kembali

Bertanya pada rembulan
Apa ia kan selalu menerangi setiap malam?
Meski tak setiap malam, tapi ia tetaplah penerang senja
Ketika awan tertutup oleh kabut

Bertanya pada ombak pantai
Apa ia selalu pasang?
Meski ia memang selalu menerpa karang
Tapi sedikit ia untuk diam, tak menyapa
Juga tak menerjang karang
Saat ia tenang, saat ia menghanyutkan
           
Dalam kerasnya apapun jalanan yang dilalui
            Seberapa derasnya air sungai
            Dan seberapa jauh kah kita telah melangkah lebih dekat dengan awan?
            Sesuatu yang memang sulit ditembus
            Seperti sebuah mimpi yang sulit diterpa
            Entah tau seperti apa jalan pintasnya
            Menerobos sebuah celah yang sangat kecil
            Hingga celah yang kecil perlahan terbuka
            Membentuk suatu lubang
            Memasuki ruang dan apa yang terjadi di dalamnya?
Sesak, banyak sekali isi dalam ruang itu, seperti tak ada ruang gerak
Dalam bayangan, dengan leluasa kita bergerak
Namun??
Itu hanyalah sebuah bayangan
Semakin sempit dan sempit
Dengan upaya mendapat udara bernapas
Tak peduli seberapa banyak isi dalam ruang itu
Ketika bergerak, seperti semakin banyak celah ruang kosong
Dan??
Baguslah,, hingga rasa sesak itupun hilang dengan sendirinya
           
Dengan yakin dan penuh berjuang
            Mimpi kan mendekat, cita-cita kan berubah dari jauh menjadi dekat
            Sedekat kita bisa merangkul sebuah awan
            Layaknya kita bisa berjajar dengan rembulan dan bintang
            Sebisa mungkin kita melihat dengan kejelasan sebuah pelangi di samping diri
            Bahwa semua menjadi dekat
            Semula jauh, sangat jauh, seperti sulit direngkuh
Tetapi….
Kita melupakan akan satu hal…
Tuhan telah memberikan kita waktu yang kosong,
Dan di antara ruang-ruang kosong itu kita bisa melihat mimpi
Meraih cita, dalam bentuk dan cara kita sendiri
Dengan usaha kita dengan segenap perjuangan
Dan kita lupa,, bahwa..
Tuhan telah memberikan kita kemampuan yang sangat istimewa
Karena hidup kita tidaklah sempurna
Kecuali ciptaan Tuhan dengan sesempurna itu
Kita melupakan bahwa Tuhan telah memberi kita kesempatan berubah
Tapi…. Kita baru tersadar ketika,,
Waktu itu telah hilang, seolah kita berpikir Tuhan memberi kita banyak hal berharga
Yang berharga itulah suatu hal yang sulit untuk dijaga
Yang berarti itulah adalah keistimewaan yang diberikan Tuhan
Karena kita hanya memandang bahwa keistimewaan sejatinya adalah
kecantikan, kekayaan, tahta, jabatan..
Tetapi keistimewaan adalah sebuah pemberian Tuhan yang sangat berharga dan berarti
Bagi hidup dan masa depan kita
Sejatinya adalah kebaikan hati, ketulusan, kasih, dan yang terpenting adalah waktu
Waktu yang membawa kita menuju sebuah mimpi
Waktu juga akan mengiringi hidup kita
Senantiasa takkan pernah bisa terulang dan kembali sesuai kehendak kita
Dan dalam hidup kita seseorang yang istimewa telah diberikan Tuhan
Dua malaikat yang selalu menjaga kita dalam suka maupun duka
Dialah sang Ayah dan Ibu…
Tanpa do’a dan restu, mungkin kita tak bisa diantarkan menuju tujuan dan mimpi


Tertinggal Lukisan Di Awal Kisah

Jangan biarkan sukma mu tenggelam dalam kisah ini
Biarkan kapal itu berlabuh pada pelabuhan yang akan disinggahi
Jangan biarkan bayangan gerak mu memasuki bayangan ruang kisah ini
Karena apalah arti sebuah bayangan yang hanya menghantui?
Hanya menjadi bayangan, tanpa menjadi nyata
Hanya bisa dibayangkan dengan mata hati dan sanubari
Tapi tak bisa dibayangkan dengan pikiran
Memang tak bisa dan takkan pernah bisa
        Biarkan senyuman indah menghiasi setiap malam
        Bersama berjuta bintang di lautan langit senja
        Biarkan suara mu terdengar ketika malam sunyi
        Biarkan hujan itu jatuh, namun jejak tapakan kaki mu masih tergambar di lantai ini
        Meski awan menjauh, tetapi burung pun tetap terbang di angkasa bebas
        Meski tiada rasa dan tiada suka, semua tetap terlukis indah
        Di sela sujud ku padaNya, ku berbagi kisah indah
        Di bawah ridho dan perlindunganNya, aku bersykur
        Mengiringi langkah setiap tapak kaki dan bersimpuh bersujud
        Benarkah sebuah mimpi yang telah aku hadapi?
        Benarkah sebuah kisah kan tenggelam?
        Bersama tenggelam nya sebuah batu dalam air sungai yang deras
Kan ku biarkan kupu-kupu terbang bebas
Ku lepaskan sebuah batu dan jatuh dalam derasnya air sungai
Ku lepaskan segala kasih yang pernah ada

Untuk dimiliki oleh sosok yang lain..

Jumat, 08 Agustus 2014

Nyawa tidur, semangat tiada gugur


Suara terberai,
dentuman itu,
meriam itu
Bersandar dalam naungan-Mu
Hanya sebatang bambu runcing
Dalam genggaman, yang berlumuran darah
Berjalan, langkah demi langkah, tanpa ragu dan ketakutan
Nyawa pun bertaruh
Demi bumi mu yang terjajah
Hingga di ujung penghabisan waktu itu
Darah pun seperti air yang bercucuran di atas bumi ini, di atas tanah mu sendiri
Acuhkan luka di tubuhmu, tak terdengar rintihan suaramu kesakitan
Tapi suara yang terus berkobar menyebut nama yang Maha Kuasa
Dengan suara bersorak kau yakin kaulah pemberani yang tangguh
Tekad dan semangat, tak terbunuh oleh serangan
Kekuatan do’a mu seraya berjalan mu
Kau tak mengenal apa itu sakit
Kau tak mengenal apa itu menyerah
Kau tak mengenal apa itu kalah
Yang kau kenal adalah menang
Yang kau  kenal adalah api semangat dalam jiwa mu
Yang bertumpu pada hati mu yang tulus untuk bumi tercinta mu, tanah air mu
Satu tujuan mu, itulah bakti mu pada negeri mu
Tak terombang ambing serangan lawan
Maju tiada mundur
Semangat tiada mati
Nyawa yang mati, tapi semangat selalu hidup
Dalam satu jalan dan satu titik
Yaitu titik Indonesia Merdeka
Merdeka bersatu, tanah air tercinta, bumi pertiwi
Dari keyakinan mu yang teguh, datangnya pertolongan dan anugerah Sang Pencipta
Bersyukurlah kita pada Sang Maha Agung
Hingga suara hati merdeka terdengar di telinga mu
Dan engkau menyadari bahwa hari itu…
Hati berteriak MERDEKA…


Gugur bunga pahlawan ku..
Terkenang dalam sanubari setiap hati
Apakah kita hanya terdiam, melihat memorian masalalu, jejak perjuangan, hingga darah mereka bercucuran dimana-mana
Apakah kita hanya terdiam membisu, melihat negara kita terjajah?
Tidaklah dijajah dalam perang senjata,
Melainkan dalam setiap titik dan penjuru
Lihatlah sekarang !
Di bumi kita ini, politik, teknologi, gaya hidup, semua lingkup
Kita melihat,kita mendengar
Bertempur dalam negeri ini sendiri, bersama bangsa kita sendiri
Melawan apa yang merusak bangsa
Kita pasti akan berjalan, melangkah, siap bertempur
Melawan ketidakadilan, kejahatan, kekejaman
Dalam arus globalisasi…
Merdeka Indonesia ku…
Majulah bumi pertiwi ku…
Damailah tanah air ku…

Mati satu tumbuh seribu…
Berteriak Hati Merdeka..!



Bidadari Di Bumi

Bidadari Di Bumi

Aku adalah pemenang dari berjuta pilihan
Aku adalah yang terpilih
Aku memenangkan sebuah perjuangan
Aku melebur menjadi satu, dalam suatu wadah
            Berhari-hari aku berubah
            Berminggu-minggu aku merasakan bahwa aku berada di suatu danau
            Disana lah tempat ku berenang
            Disana pula tempat ku bergoyang
            Getaran, sentuhan, semua hadir, terngiang di telinga ku
            Suara itu
            Aku mulai mengenal
            Itu ayah,, sentuhan ayah
            Dan ibu..
            Aku mendengar suara mu, mengajak ku berbicara
            Ingin ku berkata, tapi belum mampu ku berucap
            Ingin ku genggam sentuhan jari-jari mu
            Tapi… aku tak mampu
Hingga saat nya telah tiba
Semakin ku rasa sakit dan sakit
Terdorong ke tempat yang gelap
Tak dapat aku berenang dalam danau itu
Tapi yang ku temui hanya sebuah lorong
Dimana aku??
Sakit yang tak tertahan oleh tubuh
Dan,,,
Saat itulah suara ku mulai terdengar keras,
Sangat keras, tangisan ku..
Dan,,
Ketika itu, akulah datang ke dunia
Terang benderang
Ku lepaskan segala rasa sakit itu, kegelapan itu
Tuhan, terimakasi Engkau melindungi ku
Hingga aku terlahir
Dari seorang ibu
Aku merasaan betapa bahagia nya diriku
Ketika aku berada dalam buaian nya
Sentuhan itu telah ku rasakan saat ini juga
Suara itu dapat ku balas dengan tangisan ku bahkan tertawa ku
            Ibu,,,
            Malaikat ku,,,
            Bidadari ku yang ada di bumi ini
            Sentuhan lembut mu, setulus kasih sayang dan cinta mu
            Sembari kau mengajari ku apa itu dunia
            Berbicara pun masih terbata-bata
            Ibu,, aku belum mampu
            Tapi kesabaran mu yang tiada tertandingi
            Izinkan aku mengambil hati mu
            Pinjamilah aku hati mu bu..
            Agar aku bisa seperti mu
            Sabar yang tak terkalahkan, ikhlas yang selalu kau tegakkan
            Meski airmata yang bercucuran
            Ketika kau mendengar sebuah kelahiran
            Ketika kau memperoleh ketidakadilan
            Ketika kau menjerit , oleh luka yang tergores dalam sanubari hati mu
            Tapi sungguh engkau hebat.. Tak terkalahkan akan amarah yang menggebu
Aku berkata buruk, tapi kau berkata dengan indahnya
Aku memberikan duka, tapi kau memberikan tawa
Aku menyumbang airmata dalam raut wajahmu
Tapi, kau menghapus airmata ketika ku menangis
Sentuhan lembut itu tidak ku rasa ketika aku tak mungkin di dunia
Pancaran wajah mu tak bisa ku lihat setiap saat ketika ku jauh
Tapi kasih sayang, rasa cinta yang seputih salju itu akan selalu terngiang di benakku
Di jiwa ku pun aku akan merasa bahwa kau selalu berada di sampingku
Bahkan di ujung kematian pun, aku merasakan getaran do’a mu yang terlantun
Setiap waktu
Dan… mungkin disini lah raga ku terpisah darimu
Tapi… hatiku masih akan tetap menyatu dengan malaikat ku itu
Dalam perbedaan ruang dan waktu
Wajahmu, buaian tangan mu, semuanya akan tersimpan
Selalu tertata dengan rapi dan tertutup rapat
Agar tak ada yang bisa mengambilnya
Dan… malaikat itu pasti akan selalu menjaga
Selalu menjaga dalam segala hal
Dalam do’a, malaikat itu selalu bertasbih dalam do’a
Itulah kau, malaikat, yang kan selalu menjaga dalam rupa apapun dan keadaan apapun
Do’a mu akan selalu mengiringi setiap langkah ku
Di setiap ujung hidup ku, hingga aku bertemu denganNya


Malaikat di bumi, bidadari di bumi yang Allah ciptakan untuk diriku yang tak berdaya, melihat semua yang kau lakukan untukku, engkau pun tau itu, tapi aku tak tau, tak tau bagaimana berbicara, membaca, menulis, mengenal dunia ini. Tapi usaha mulai dari nol telah kau kerjakan dengan sangat sempurna. Itulah keistimewaan dari mu. Seorang wanita yang senantiasa selalu memberikan jalan yang terbaik, meski usaha itu dilewati dengan berbagai rintangan yang tak mudah. Engkau cipataan Allah yang mulia, karena tugasmu yang tak dapat dilakukan sesempurna itu oleh kaum adam. Ibu,, kasih sayang yang tiada batas hingga kau tak bisa melihat anak-anakmu lagi. Tapi cinta, kasih, dan do’a  mu itu akan mengiringi setiap jalan daripada anakmu..
Thank to Allah.. Barokallah.. Semoga Engkau senantiasa menjaga kami dan keluarga kami dari kebathilan. Dan Engkau menjauhkan kami dari fitnah dunia. Ya Allah ya rabb, selalu jagalah kedua orangtua kami,, terutama ibu yang selalu memberikan apapun yang terbaik untuk anaknya, yang menahan apa itu sakit, menahan apa itu marah. Selalu berjuang di sepanjang hidup nya, untuk anak-anak nya dan keluarga nya. Semoga Engkau memberikan apapun yang terbaik untuk kami dan keluarga kami.. Amiiiinn ya robbal alamin…
Semoga bisa bermanfaat, dan kita akan selalu mengingat, selalu berdo’a untuk kedua orangtua kita dan saudara-saudara kita..

Ibu,, malaikat di dunia, bidadari di dunia.. Kasih sayang yang tak terhingga, sepanjang masa kita….

Sabtu, 19 Juli 2014

Sejuta bintang malam


Sejuta bintang malam


Kemanakah kupu-kupu itu terbang?
Hanya sepintas ia menampakkan di depan mata
Kesana kemari, berlari menangkapnya
Tapi ia terlalu cepat pergi, tnps mrngijinkanku
Tuk menangkap kepakan sayapnya yang indah
          Mentari di pagi hari, burung-burung menyanyi bersautan  
Menemani langkah demi langkah kaki ku berpijak
Seperti pasir yang dibasahi air laut
Yang mulanya tlah terukir sebuah tulisan
Hingga hilanglah tulisan itu karena ombak memecah
Tak ada bekas, lenyaplah sebuah tulisan itu
Seperti  bintang yang bersinar, menampakkan cahayanya
Di setiap malam, di saat ditemani sang rembulan
Selalu berkelip, tersenyum, menyapa setiap malam yang sepi
Meski awan hitam menutupinya di suatu hari
Tapi sinarnya masih terpancar dan tetap member cahaya yang terang di kala senja
          Dalam untaian do’a dan puisi ingin ku mengatakan
          Tapi semua itu hanya dalam bisikan hati kecilku
dan tulisan pada diary
Tekad dan impian yang tersimpan dalam memori
Semangat dan motivasi pacuan dalam menggapai
Suatu mimpi dan cita yang tergambar dalam setiap alur cerita kehidupan
Mengisi setiap catatan kehidupan
Meski ombak yang telah menghapus tulisan di atas pasir itu
Meski bintang yang ditutupi awan hitam
Meski semangat yang sedikit pudar
Tapi kekuatan akan menghapus dan memperbaiki
Do’a dan do’a akan terdengar di setiap sujud
Harapan yang terngiang  dan selalu mengganggu
Entah harapan yang pasti atau tak pasti


Jatuhnya daun, hilangnya kasih sayang


Tetesan air hujan yang jatuh di atas dedaunan
Dan tetesan air hujan yang langsung jatuh pada tanah
Manakah yang kita pilih?
Air hujan langsung jatuh pada tanah, begitu derasnya, begitu kerasnya, suara itu terdengar
Tapi, air hujan yang jatuh pada dedaunan
Masih bisa ditampung oleh nya
Terjatuh sedikit demi sedikit
            Cahaya matahari yang setiap pagi menjelang senja menyapa
            Ia masih tetap di batang pohonnya
            Tapi daun itu telah kering
            Hingga suatu waktu dimana daun itu tak memiliki masa dan beban
            Tak membawa tetesan air hujan lagi
            Apa yang dimiliki?
            Tak memiliki apa-apa
            Kering dan akan jatuh dari batangnya
            Terbawa angin, terapung di aliran sungai
            Terhanyut oleh derasnya aliran, terbawa entah kemana akan berhenti
            Begitu juga dengan daun-daun yang lain
            Hingga tak memiliki beban dan kehilangan apa yang dibawanya dari
langit
            Tak lagi membawa tetesan air hujan
Persamaan seperti sebuah perasaan dan manusia, serta kasih sayang
Daun itu adalah perasaan seseorang
Air hujan adalah kasih sayang
Batang pohon adalah seseorang, yang memiliki sebuah perasaan itu
Seperti daun,,
Seseorang menerima kasih sayang dari oranglain
Yang membedaka, bagaimana kasih sayang itu jatuh?
Apakah seperti air hujan yang langsung jatuh ke tanah?
Apakah melalui sebuah pohon, dan mengenai daun?
Apakah kasih sayang itu diterima oleh sebuah perasaan dengan ketulusan dan kelembutan
Apakah kasih sayang itu diterima dengan ketidaktulusan dan sangat deras
Hingga akhirnya terkena cahaya matahari bersama-sama
Tapi kasih sayang yang diterima dengan ketulusan pada sebuah perasaan
Akan memberikan suatu makna yang indah
Berarti, itulah perbedaannya
Tapi jika perasaan itu diberikan mengenai seseorang, tanpa pemikiran yang bijak, tanpa ketulusan
Maka semua itu tidak berarti, dan akan menyisakan sebuah kekeringan
Kekeringan suasana, sepinya keadaan itu, karena seperti tanah dan jalanan itu
Yang terkena cahaya, lalu?
Kering dengan cepatnya
Tapi keringnya daun yang terkena cahaya, jatuhnya daun dari pohon pun
Tak dapat kita duga..
Sebuah perasaan yang diberikan tak terduga
Kapan perasaan kasih sayang itu akan hilang?
Hingga perasaan itu jatuh, entah terbawa oleh seseorang darimana dan mau kemana


Cinta


Cinta

Tuhan, ketika aku merindukan seorang kekasih
Rindukanlah aku pada yang merindukan-Mu
Ketika aku ingin memberi kasih dan cinta
Labuhkanlah kasih dan cinta itu pada yang mencintai-Mu
Agar bertambah kasih dan cinta ku pada-Mu
Tuhan, ketika hati ini tak bisa memendam rinduku padanya
Salamkan rinduku padanya
Pada sosok yang merindukan-Mu setiap waktu
Tuhan, ketika aku jatuh cinta
Jagalah cinta itu pada sosok yang selalu menjaga cintanya pada-Mu
Ketika ku berucap aku cinta pada dirinya
Biarkan ku katakana pada dirinya yang tertaut pada-Mu
Jikalau dia bukan tulang rusukku, janganlah Engkau selipkan kerinduan padanya
Jauhkan dia dari relung hatiku, jauhkan dia dari pelupuk mataku
Tuhan, tetapi jika Engkau dia untukku, satukanlah hatiku dengan hatinya
Bantulah aku untuk menerima, mengerti, dan menerima dia seutuhnya
Berikan aku kesanggupan untuk menenangkan hatinya

Sabtu, 07 Juni 2014

Mimpi ku, Do’a mu

Mimpi ku, Do’a mu

Ketika itu kau tanya padaku,
diam membisu, tapi sesaat itu pula ku ucapkan
Suatu impian ku, cita-citaku
Engkau tanya padaku dengan penuh kasih dan sayangmu
“Nak, bermimpilah, kerjarlah cita-citamu..”
diriku, tak mengerti apa maksud dari ucapan itu
Ketika aku belum mengerti apa itu mimpi dan cita-cita
Engkau berucap pada gadis kecilmu..
Waktu berjalan, berganti, dan mempertanyakan apa tujuan ku
Teringat saat engkau berkata padaku
Saat engkau memberiku segalanya, hingga sampai detik ini
Engkau lihat sosok gadis di depanmu
Masih bertanyakah engkau, tentang impianku?
Nyanyian rindu mu setiap saat menyiksaku, tak ingin membuat mu terluka
Tangismu, menjadi catatan dosa terbesarku
Kebahagiaanmu, menjadi semangat ku menggebu dan bangkit
Setiap saat, bahkan setiap detik, teringat setiap bisikan do’amu
Yang selama perjalanan itu menuntun ku
Hingga detik ini masih adakah ucapan itu?
“Nak, bermimpilah, kerjarlah cita-citamu, nak belajar untuk cita-citamu..”
Tapi,, setelah aku tau bagaimana dunia ini, bagaimana isi hidup ini
Kerasnya suatu perjuangan dan pengorbanan yang tiada henti
Tak peduli berapa kerasnya batu itu menerpa
Angin yang menggoyahkan pohon
Mungkin saja pohon takkan tumbang atau pohon itu akan tumbang
Tapi pohon itu akan menerbangkan dedaunan, yang jatuh dari pohon
Berserakan di atas tanah, terbawa angin, tak tau daun itu akan singgah
Itulah rangkaian hidup tuk mengerjar impian..
Tanpa bisikan do’a mu setiap hari, aku seperti daun-daun yang jatuh dari pohon
Terjatuh dari pohonnya, diterpa angin kian kemari
Tanpa arah dan tujuan yang pasti
Kasih mu kan selalu abadi sampai waktu memisahkan ku darimu
Sosok yang bahagia mendengar suatu kelahiran
Sosok yang mampu tersenyum meski hatinya menjerit
Dia yang menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri
Dia yang mampu menyanyi ketika ia kesakitan
Bahkan tertawa ketika dia ketakutan
Berkorban tuk orang yang dicinta
Menerjunkan untuk keluarganya
Dia yang mampu berdiri melawan ketidakadilan
Berdiri dengan kekuatan hatinya
Semua itu ajaran…
Bahkan sabar itu adalah ucapan mu setiap saat
Tapi apa sanggup?
Kekuatan mu, kesabaran mu setiap saat, menjadi obat untukku
Untukku bertahan meski rasa kecewa menhampiri
Ketika amarah mengalahkan sabar ku
Tapi engkau luar biasa, malaikat ku, dari Tuhan
Cintamu tanpa syarat…


Thank to Allah,,
You give me an angle for my life.. Precious, until the end..
Bidadari itu ada di bumi…

   

Selasa, 20 Mei 2014

aku bersyukur kau di sini kasih
di kalbuku mengiringi
dan padamu ingin ku sampaikan
kau cahaya hati
dulu ku palingkan diri dari cinta
hingga kau hadir membasuh segalanya
oh inilah janjiku kepadamu
sepanjang hidup bersamamu
kesetiaanku tulus untukmu
hingga akhir waktu kaulah cintaku cintaku
sepanjang hidup seiring waktu
aku bersyukur atas hadirmu
kini dan selamanya aku milikmu
yakini hatiku kau anugerah Sang Maha Rahim
semoga Allah berkahi kita
kekasih penguat jiwaku
berdoa kau dan aku di Jannah
ku temukan kekuatanku di sisimu
kau hadir sempurnakan seluruh hidupku
oh inilah janjiku kepadamu
yakini hatiku bersamamu ku sadari inilah cinta
tiada ragu dengarkanlah
kidung cintaku yang abadi
Back to Maher Zain...

Kasih yang ikhlas

Kasih yang ikhlas

Selama apakah akan terpendam rindu itu?
Seberapa berartinya semua itu?
Hingga tak bisa terlupa setiap langkah
Mengapa semua itu menghantui di atas waktu ku setiap hari?
Tak bisakah rasa itu hilang?
Agar takkan pernah ada rasa rindu yang menggebu-nggebu
Rasa sayang yang tak berarti
Dalam satu arti pun, semua itu tak bermakna
Bagi dia,,
Dia yang menghantuiku
Dia yang berikan ku waktu untuk rindu itu
Tapi tak ia rasa rindu itu miliknya
Karena rindu itu tak mempunyai arti
Hingga suatu hari dimana semua itu kan terungkap
Terungkap akan kerinduan dan kasih sayang yang mengejarnya selama ini
Selama itu ia tak melihatnya, selama itu ia tak mendengarnya
Melihat apa yang ada di depannya, berdiri oleh rindu dan kasih
Mendengar apa yang terselinap di telinga nya,
tapi itu takkan pernah ada
Kasih itu takkan ada di satu waktu
Kasih itu takkan pernah singgah menemani nya disaat ia telah bersama mentari kebahagiaan
Saat itu pula ia tak pernah tau bahwa ada sosok berdiri di belakang menunggunya
Tapi tak sekali ia menoleh ke belakang, meski hanya satu lintas
Apakah tak sedikitpun kasih itu tersampaikan?
Itulah waktu dimana ia belum bisa memahami dan memaknai sebuah kasih yang suci
Waktu itu kan memberi kasih,,
memberi banyak pelajaran dalam setiap langkah
Karena dalam setiap langkah kan terikat oleh masa itu
Masa dimana menunggu untuk beberapa peristiwa
Meski tak semuanya mentari kebahagiaan itu ada, tapi semua itu berarti
Berarti dan menjadi sumber perjalanan
Dan akan selalu berwarna, mempunyai arti, mempunyai  cerita
Dan akan selalu berotasi dalam warna kehidupan
Bagaimana menjadi sosok yang ikhlas dan sabar dalam menerima segala sesuatu…

Meski mentari kebahagiaan itu bukan milik kita seutuhnya
tapi bahagianya kita adalah ketika kita bisa melihat orang yang kita sayangi itu bahagia dengan pilihan hidupnya…


Ambillah Bintang mu..

Ambillah Bintang mu..

Berjalan lah terus, berlari lah, hingga engkau merasa puas
Dengan hasil langkah mu selama ini
Selelah apapun jiwa dan raga mu, tak terbatas pada satu harapan
Janganlah engkau melupakan betapa besarnya perjuangan mu dari awal
Janganlah engkau melupakan dimana dirimu berpijak untuk pertama kali
Takkan pernah ada harapan tanpa batas
Takkan pernah ada semangat yang mati
Di atas perjuangan yang tiada henti
Teguhan hati, janganlah kau hentikan titik itu
Tapi biarkan titik itu mengisi setiap detik perjalanan mu
Hingga pada akhirnya titik yang akan menjadi sebuah baris
Dimana baris itu akan menggambarkan perjalanan hidup mu
Dan akan kau temukan bintang mu itu
Dalam perjalanan mu yang berliku
Itulah mengapa dirimu bertanya, “Tuhan bisakah aku?”
Setiap ketakutan yang menghampiri mu
Setiap kekhawatiran yang menyelimuti jiwa mu
Janganlah semua itu menjadi benalu dalam perjalanan mu
Karena itu hanya akan menjadi batu untuk mu
Air akan menenggelamkan sebuah batu
Untuk itulah, kuasailah dirimu, janganlah ketakutan itu menjadi pemenang
Tapi jadikan ketakutan itu menjadi sesuatu yang terkalahkan
Ambillah bintang mu
Rengkuhlah mimpi mu
Hingga Tuhan berkata, “Selamat, kau telah berhasil”


Jumat, 09 Mei 2014

Pergilah Kasih

Pergilah Kasih

Jika memang takkan pernah ada suatu harapan yang pasti
Berikanlah alasan mengapa banyak yang membohongi perasaan mereka sendiri?
Jika memang sesaat itu terjadi,
gantilah dengan yang pasti
Dalam hitungan hari demi hari,
akan ada waktu, dimana semua itu kan terhapus
Dari hidupmu…
      Lalu, untuk siapa rindu ini?
      Selain untuk Tuhan dan dua sosok malaikat,
      lalu untuk siapa rasa ini?
      Jika harapan saja itu tak pasti
      Hapuskanlah semua harapan
      Yang kau berikan
      Pergilah sejauh mungkin
      Jangan kau ragu akan jalan yang ingin kau lalui…
Hadirnya akan diriku takkan memberi arti
Tapi hanya keyakinan pada dasar benakku,

engkau kan menyadari saat aku tak ada lagi...

Tak terucap oleh rindu

Tak terucap oleh rindu

Biarkan rindu itu tersimpan
Biarkan kasih itu tersimpan
Terapung di lubuk hati yang paling dalam
Meski perih nya, meski selama itupun terpendam
Tapi kasih itu kan selalu tersimpan dalam memori
Memori yang takkan pernah terhapus
Meski di dalam lubuk hati itu berusaha tuk menghapusnya,
meski di memori otak itu berusaha tuk menghilangkannya
Dan meski sejenak semua itu kan hilang
Tapi tak selamanya semua itu benar-benar hilang dan terhapus
Memori otak ini akan selalu mengingat meski hanya sekecil butiran debu
      Lagu itu mengingatkan ku…
      Perjalanan ini akan selalu teringat dengan rekaman-rekaman memori
      Akan selalu diputar di setiap diriku mencoba tuk melupakannya
      Sekuat apapun tekad tuk menghapusnya
      Otak ku akan selalu mengingatnya
      Dan akan terus membawa sebongkah peristiwa itu
      Apakah kau mengingatnya?
Penantian yang panjang
Apakah akan berujung pada satu tujuan,
dimana satu waktu dan satu tempat itu kita bertemu
Dan saat bibirmu berucap, saat telingamu mendengarkan ku
Saat itu pula kamu memiliki waktu tuk membuka semua dalam isi memorimu
Saat engkau buka memori itu, saat itulah engkau akan menemukan jawabannya
Saat itulah diriku mengetahui apakah itu benar dirimu yang dulu apa dirimu yang lain
Dirimu yang dulu sudah pergi, saat ini adalah…
dimana dirimu telah menjadi sosok oranglain, yang sebenarnya engkau tutupi
Engkau tutupi perasaannya, seolah engkau tak pernah mengalami hal yang sama
Engkau tak mengingatnya..
Tapi kasih ku kan tetap terbenam jauh, di lubuk hati
Meski tak sedikitpun engkau mengetahui,
milik siapa kasih itu..
rindu itu milik siapa
Takkan pernah kau pertanyakan itu
Sampai engkau benar-benar yakin bahwa rindu itu milikmu..


KasihMu yang sempurna

KasihMu yang sempurna

KasihMu pada diriku, rinduku akan bertemu diriMu
Memang, setiap perjalanan ku takkan lepas dari penglihatanMu
Hingga suatu saat aku bertemu dan menyapa,
Apakah aku benar-benar pantas?
Salahku yang membumbung tinggi, dosa ku yang tiada terhenti di setiap hela hidupku
Tapi aku benar-benar ingin memberikan kasihku itu
Karena ku tau Engkau takkan pernah menyakitiku
Engkau selalu mengerti kekuranganku, tanpa kau menghakimiku
Engkau selalu memberiku kasih, disaat aku menyakitiMu
Engkau selalu memberiku yang terbaik, dikala aku memberiMu hal yang kurang
Selalu ku menemukan kedamaian yang dalam
Kebahagiaan itu akan selalu mengisi bagian hidupku
Karena sakit dan perih pun tak pernah Engkau goreskan dalam sanubari hatiku
Tapi aku selalu memberi semua itu buka yang terbaik
Aku selalu menyakitiMu, dengan tingkahku yang buruk
Hingga suatu waktu diriku merasa menjadi sosok paling menyesal dan kurang
Saat aku jauh dariMu
Karena hidupku selalu Engkau terangi dengan cahayaMu yang terang setiap saat
Saat matahari terbit di kala burung-burung berkicau pagi hari
Meski matahari terbenam, Engkau tetap memberi cahayaMu yang terang dengan sejuta bintang di malam hari
Lampu-lampu yang menghiasi setiap malam,
itulah kesempurnaan,, yang selalu ada padaMu, dan tidak padaku..