Arsip Puisi ... :)
#Salam Pemuda Penulis Indonesia :) #Never Give Up!
Rabu, 20 September 2017
Selasa, 19 September 2017
Kepada Pemilik Rindu Kami
Ya Allah kekasihku,
Seandainya Kau ciptakan dia
untukku,
Maka satukan hatinya dengan hatiku
Selipkan harapan bahagia di antara
kami yang abadi
Ya Allah Yang Maha Mengasihi
Seiring waktu berdentum tiada henti
Bimbinglah kami berlayar di lautan
kehidupan
Seandainya Engkau takdirkan bahwa dia bukan miliku
Jauhkan dia dari pelupuk mata dan relung kalbuku
Hilangkanlah kerinduan yang bersemi dalam perasanku
Berikan aku kekuatan untuk menghapus bayangannya
Agar ku bisa bahagia dan tersenyum
Walaupun tidak bersama diriku
Gantillah yang telah tiada
Gantillah yang telah tiada
Tumbuhkanlah kembali yang telah
patah
Walaupun tidak sama seperti yang dahulu
Ku pasrahkan segala jiwa dan raga ini hanya milik-Mu
Ku tahu sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Terbaik dalam realita hidup dan matiku
Walaupun tidak sama seperti yang dahulu
Ku pasrahkan segala jiwa dan raga ini hanya milik-Mu
Ku tahu sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Terbaik dalam realita hidup dan matiku
Bidadari di Bumi
Kami
pemenang dari berjuta pilihan
Terdengar
suaranya mengajak berbicara
Ingin
rasanya menggenggam sentuhan jari-jari lembutnya
Dan,
sentuhan itu terasa
Wanita
itu malaikat kami…
Bidadari
di bumi
Sentuhan
lembutnya, setulus kasih sayang dan cintanya
Sembari
dia mengajari apa itu dunia
Meski
air mata bercucuran
Ketika
dia mendengar kelahiran
Ketika
dia memperoleh ketidakadilan
Ketika
dia menjerit oleh luka dan menyayat hatinya
Mereka
kaum hawa, berdiri tegak mengatasi permasalahan hidup
Orang
mengatakan dia rapuh?
Tidak!
Dia tak pernah rapuh
Tapi
sungguh dia hebat.. Tak terkalahkan amarah yang menggebu
Laki-laki
memberikan duka, tapi dia memberikan tawa
Mereka
menyumbang air mata, tapi dia menghapus air mata
Kasih
dan cinta seputih salju
Cinta
dan kasih tanpa syarat
Dia
bukan hanya bidadari bumi, tapi dia bidadari surga mereka
Mereka,
sang lelaki
Mimpiku, Do’amu
Waktu
berjalan, berganti, dan mempertanyakan tujuan
Ketika
aku belum mengerti apa itu mimpi dan cita-cita
Kau
berucap pada gadis kecilmu
“Bermimpilah,
kejarlah cita-citamu”
Kau
memberiku segalanya hingga detik ini
Kau
lihat sosok gadis di depanmu
Kebahagiaanmu,
menjadi semangatku menggebu dan bangkit
Ketika
kekalahan datang dan membalut jiwa sepi ku
Setiap
saat, bahkan setiap detik teringat setiap bisikan do’amu
Sabar
menjadi penguatmu
Kekuatanmu
menjadi obat untukku
Untukku
bertahan meski rasa kecewa menghampiri
Ketika
amarah mengalahkan sabarku
Tapi kau
luar biasa, malaikat ku dari Tuhan
Cintamu
tanpa syarat
Senja yang Menyapa
Selalu
ada cahaya di sudut ruang
Pertanda
malam kan hilang
Datangnya
sepi di bawah lautan bintang dan rembulan
Di
keheningan malam, dengan bintang yang menyapa
Datangnya
senja yang membawa rasa itu pergi
Pupus
indahnya harapan
Perasaan perlahan retak
Air mata mengalir di keheningan ini
Teringat oleh simfoni lagu indah
Melodi pada setiap nyanyian diri
Tentang kasih dan cinta yang
ternodai
Rindu
itu semakin merangkul jiwa yang sunyi
Dapatkah
kau rasakan?
Perbedaan
waktu dan tempat, tak membuat hilangnya kasih..
Senja
itu tak menghilangkan rasaku
Tak menghilangkan harapan
Tapi….
Membawa harapan baru, jalan baru,
dan hidup baru
Salahkah Rindu?
Bolehkah aku cinta?
Salahkah aku rindu?
Akankah kau juga rindu?
Meski dalam jauh aku
hanya bisa melihat
Bisakah aku mengambil
rasa?
Kasih dan sayang
terpendam dalam jiwa
Dan tak tersampaikan
olehku
Hanya harap dan do’aku
Akankah kau tau?
Di manakah
keberadaanmu?
Adakah rindu itu
untukku?
Tidak! Tidak untukku
Tak ada rindu, apalagi
kasih dan cinta
Hanya terpendam jauh di
lubuk hati
Tanpa tersampaikan
olehku
Untukmu yang jauh dari
pelupuk mata
Jauh di lautan seberang
Tak Sekuat Hatimu
Hati
yang tak sebening hatimu
Tangan
yang tak selembut belaian tanganmu
Kata-kata
terucap tak seindah kata-kata yang terlantun dalam setiap hela nafasmu
Pandangan
mata yang tak seindah pandangan mata saat kau menatap
Semua
terasa indah oleh parasmu
Tak
setegar dirimu yang sabar menghadapi bagaimana kerasnya hidup
Tak
sekuat hatimu saat engkau mendapat kesulitan
Hatimu
seperti salju yang putih
Meski
sedikit dalam hati tertutup awan hitam
Namun,
tak selamanya hatimu tertutup olehnya
Oleh
awan hitam yang menghancurkan kehidupan kita
Kebencian,
kedengkian, kesombongan, kedendaman
Ibu…
Ajarkan
aku agar seperti dirimu dan sekuat hatimu
Kau
mendorong anakmu dalam kebajikan
Dalam
mencapai ridho Sang Kekasih
Pelepas
lara di hati
Ibu…
Engkau
wanita luar biasa
Bersorak
di saat kawanmu bahagia
Bahagia
mendengar anaknya menjadi pemenang
Menagis
saat mendengar kelahiran
Memendam
pendapat dan kebahagiaanmu sendiri
Rela
berkorban demi orang yang kau cinta
Mampu
mengatasi permasalahn hidup
Meski
hidup itu sekeras batu
Kekuatan
dan kesabaranmu setiap saat, menjadi obat untukku
Untukku
bertahan meski rasa kecewa menhampiri
Ketika
amarah mengalahkan sabarku
Tapi
engkau luar biasa, malaikatku, dari Tuhan
Cintamu
tanpa syarat…
Thank to
Allah,,
You give
me an angle for my life.. Precious, until the end..
Bidadari
itu ada di bumi… Dua malaikat itu ada di bumi, di samping ku..
Langganan:
Postingan (Atom)