Kamis, 26 Desember 2013

Beri Aku Alasan

Diam ku terpaku di atas lembaran cerita
Hanya melihat dan mendengar, apa yang kau lakukan, apa yang kau katakan
Apa yang kau tau?
Pedih dan dalamnya semua yang tertinggal
Yang kini tertinggal seolah menjadi luka
Tapi engkau tak pernah mengerti akan itu
Yang kau tau aku hanya memberikan kebohongan
Terdiam saat hati tlah tertunduk, mulut tak mampu berkata-kata
Berikan aku alasan…
Jadikan aku sebagai wanita yang berbahagia berada di dekatmu
Tuntunlah aku, berikan aku sanggahan
Disaat diriku melakukan kesalahan
Tapi engkau hanya diam, tak memberi alasan
Alasan mengapa engkau pergi, disaat aku tlah percaya
Percaya akan kehadiranmu, yang memberikanku tawa
Tapi saat ini, semua menjadi suatu kenangan dan cerita
Tergores luka dalam mata hati, saat ini
Perubahan yang menghancurkan, keegoisan suatu perasaan
Perasaan ku yang sulit ku mengerti, aku sendiri tak tau
Dulu engkau menganggap ada, ada di depan matamu, sekarang?
Engkau tak menganggapku ada, di depan matamu, di sampingmu, dalam hidupmu,
Apakah secepat itu rasa kasih sayangmu hilang?
Secepat itulah engkau singgah di kehidupanku
Semua berpaling, tak kau temui diriku dalam kehidupanmu kembali
Perasaan ini, yang tlah kau luluhkan, disaat aku tak percaya akan kasih sayangmu
Tapi engkau menghancurkannya
Aku disini, di depan matamu, di dekat telingamu, di samping tubuhmu dan ragamu
Tapi apa yang kau rasakan?
Tidak ada sosok diriku di matamu !
Tidak ada suara di sampingmu !
Aku disini !
Aku ada dalam hidupmu ! Karena aku bukanlah sebuah boneka, yang diam !
Aku disini… Tetap memberikan kasih sayang, tersenyum di balik pedihnya perasaan..

Ya Allah ya tuhanku, Seandainya telah engkau ciptakan Dia untuk diriku Maka Satukanlah hatinya dengan hatiku, Titipkanlah kebahagian di antara kami agar kemesraan itu abadi dan takkan pernah berhenti Ya Allah, yang maha mengasihi, Seiring waktu berjalan tiada henti, Bimbinglah kami melayari hidup ini menuju Kebahagiaan yang abadi.

Akan tetapi, Seandainya telah engkau takdirkan bahwa dia bukan miliku,
Bawalah ia jauh dari pandanganku, pikiranku dan relung kalbuku
Hilangkanlah kerinduan yang menyayat-nyayat perasanku
Luputkanlah dia dari ingatanku Dan peliharalah aku dari keputusasaan

Berikanlah aku kekuatan Untuk Menepis bayangannya jauh ke ujung langit biru
Agarku bisa bahagia dan tersenyum Walaupun Dia tidak ada bersama diriku
Gantillah yang telah tiada, Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama seperti dirinya , seorang yang tulus dalam mencinta

Kupasrahkan segala jiwa dan raga ini hanya milikmu
Kutahu Sesungguhnya apa yang telah engkau takdirkan
Adalah yang terbaik dalam realita hidup dan matiku
kerana engkau maha mengetahui.Segala yang terbaik bagiku

Ya Allah...
Cukuplah engkau saja yang menjadi pemelihara jalan hidupku
Kuberharap dengarkanlah rintihan dari setiap untaian Doa-Doaku



Tunggulah jika memang harus menunggu


Tunggulah jika memang harus menunggu

Embun menetes dedaunan rindang, menutupi jendela kaca
Mentari di ufuk timur, mulai menampakkan cahaya nya yang terang
Menyinari bumi ini dengan cahayanya yang memancar
Begitulah Tuhan menciptakan semua begitu sempurna
Tempat yang menjadi singgasana keduniaan
Memupuk segala bentuk kehidupan
Menjadi penonton sekaligus pemain dalam drama
Tak pasti dan tak pasti,
Itulah mimpi dan jalan kehidupan..

                                Seolah menjadi suatu kenangan yang takkan pernah terkikis
                                Meski tak semudah kenangan hanya menjadi sebuah cerita
                                Yang tertulis dalam harian kehidupan
                                Meski tak semudah menghilangkan segala rasa
                                Tak semudah hati ini membendung suatu kebencian
                                Karena memang tak ku ingin hati ini terbalut akan kebencian
                                Tapi ku ingin hati ini selalu terbalut oleh kasih sayang yang takkan pernah mati
                                Jikalau Tuhan menciptakan semua itu memang untuk diperjuangkan
                                Akankah ku harus menunggu?
                                Karena aku tak ingin terburu-buru melepaskan apa yang ku ingin             
                                Karena suatu tujuan akan menuai hasil yang sempurna jika memikirkan dengan matang
                                Tak ingin terjebak dalam lubang yang sama         
                                Tak ingin terperangkap jaring yang melilit, sehingga merasa tak bebas
Maka dalam hati kecilku berbicara padaku
Tunggulah jika memang kau harus menunggu yang jauh lebih baik
Karena Tuhan tlah menyiapkan apa yang terbaik untukmu
Meski dengan suatu pengorbanan yang tak mungkin kita lalui dengan hati yang teguh
Tapi, memang Tuhan tlah memberikan apa yang kau mau,
meski terkadang kita merasa semua itu hanya sejenak
Karena Tuhan adil
Tak membiarkan kita terjerumus dan terlena akan kebahagiaan, hingga kita melupakan Tuhan
dan apa yang diberikan Tuhan pada kita
Apakah terlintas di benak kita mensyukuri setiap apa yang terjadi pada diri kita?
                               
                                Menunggu, memang terasa sulit untuk kita
                                Akankah terlintas di benak kita untuk menunggu seumur hidup kita?
Terlintaskah apakah Tuhan akan memberikan apa yang kita tunggu?
Terlintaskah apakah Tuhan berbaik hati mengembalikan apa yang tlah hilang?
Terlintas di benak kita jika Tuhan memang adil, 
memberikan apa yang terbaik untuk kita,
meski tak sepadan dengan tingginya suatu pemikiran kita
Tunggulah apa yang kamu cita-citakan
                                Sampai kita benar-benar mantab akan pilihan kita..


Tak Sekuat Hatimu


Tak Sekuat Hatimu

Hati yang tak sebening hatimu
Tangan yang selembut belaian tangan mu
Kata-kata yang terucap tak seindah kata-kata yang terlantun dalam setiap hela nafasmu
Pandangan mata yang tak seindah pandangan mata saat kau menatap
Semua terasa indah oleh parasmu
Tak setegar dirimu yang sabar menghadapi bagaimana kerasnya kehidupan
Tak sekuat hatimu disaat engkau mendapatkan kesulitan
Hatimu seperti salju yang putih, takkan terisi oleh kabut dan awan hitam
Meski sedikit dalam hati terlintas tertutup awan hitam
Namunm tak selamanya hatimu akan tertutup olehnya
Oleh awan hitam, yang menghancurkan kehidupan kita
Kebencian, kedengkian, kesombongan, kedendaman,
apapun yang akan menjadi batu tanjakan untuk orang itu sendiri
Ibu…
Ajarkan aku sebagai anakmu yang seperti dirimu, sekuat hatimu
Takkan pernah mebiarkan anakmu terjerumus dalam jurang keburukan
Selalu mendorong anakmu dalam kebajikan
Dalam mencapai ridho Allah, menjadi penuntun dalam setiap langkah kaki
Ibu…
Hati ini tak sebijak engau dalam menghadapi rintangan persoalan
Engkau wanita luar biasa,
Bersorak disaat kawanmu bahagia
Bahagia mendengar anaknya menjadi pemenang
Menagis disaat mendengar kelahiran
Memendam pendapat dan kebahagiaanmu sendiri
Rela berkorban demi orang yang kau cintai
Mampu mengatasi permasalahn hidup
Meski hidup itu sekeras batu…


Selalu mendorong anakmu dalam kebajikan
Dalam mencapai ridho Allah, menjadi penuntun dalam setiap langkah kaki
Ibu…
Hati ini tak sebijak engau dalam menghadapi rintangan persoalan
Engkau wanita luar biasa,
Bersorak disaat kawanmu bahagia
Bahagia mendengar anaknya menjadi pemenang
Menagis disaat mendengar kelahiran
Memendam pendapat dan kebahagiaanmu sendiri
Rela berkorban demi orang yang kau cintai
Mampu mengatasi permasalahn hidup
Meski hidup itu sekeras batu…


 Meski sebuah batu yang sulit untuk dipecah
                Namun, sekeras batu karang, ia akan terkikis oleh ombak
                Sekeras apapun hati seseorang yang engkau hadapi,
Hingga pada akhirnya ia akan luluh, pada sebuah kasih  sayang dan cinta mu
Aku ingin seperti mu, aku ingin tinggal dengan rasa seperti mu
 Tunjukkan padaku, aku bisa, aku mampu
Kuatkan aku, hingga aku menjadi sosok wanita yang tegar, yang sekuat hatimu Ibu…

Pancarkan sinarmu tak hanya untuk sedetik


Pancarkan sinarmu tak hanya untuk sedetik

Mentari dalam hidup ku
Mentari dalam jiwa ku
Mentari dalam sanubari ku
Penguat dalam lemah ku
Sembari kau ulurkan tangan mu
Memberi ku penopang, kekuatan, ketegaran,
dalam menjalani setiap detik demi detik kehidupan
Setiap hela nafas mu, setiap lantunan do’a mu
Menjadi penerang dalam tapakan kaki ku
Ketika jiwa dan tubuh ini letih, sembari kau mengucap kata
Bangunlah anak ku, kau tidak berada dalam sebuah mimpi,
melainkan kau berada dalam sebuah panggung,
dimana orang-orang melihat mu,
dimana mereka bersorak-sorak melihat apa yang kau perankan
Sejuta do’a ku terlantun setiap matahari mulai terbit,
Hingga matahari mulai terbenam
                Uluran tangan dan ucapan mu, seakan aku ingin seperti mu
                Seperti dirimu yang, sekuat hati mu
                Tapi, apakah aku tak bisa seeperti mu?
                Yakinkan diriku, teguhkan hati ku, disaat hati ini tersayat
                Disaat hati terisi oleh benci dan amarah
                Tinggalkan kekuatan hatimu pada ku,
                Agar aku bisa berdiri sepertimu,
                Meski sekeras batu, engkau bisa memluluhkannya
                Meski sebuah batu yang sulit untuk dipecah
                Namun, sekeras batu karang, ia akan terkikis oleh ombak
                Sekeras apapun hati seseorang yang engkau hadapi,
Hingga pada akhirnya ia akan luluh, pada sebuah kasih  sayang dan cinta mu
Aku ingin seperti mu, aku ingin tinggal dengan rasa seperti mu
 Tunjukkan padaku, aku bisa, aku mampu
Kuatkan aku, hingga aku menjadi sosok wanita yang tegar, yang sekuat hatimu Ibu…

Kau dan rasa itu


Kau dan rasa itu

Dalam mimpi dalam rindu,
dalam do’a aku mencoba
Menemani di kala gundah
Jikalau hati tiada terlena akan kebahagiaan,
yang tiada dihitung dengan hari
Meski sejenak saja berlabuh
Tanpa ada alasan diriku tuk meminta
Tanpa aku sanggup untuk menerima
Sungguh pun aku tak bisa
Tapi apalah daya?
Jikalau Tuhan menggariskan alur,
sungguhpun tak dapat diriku meminta dan mencegah
Memainkan alur cerita kehidupan,
yang penuh tanda tanya
Di tengah kerasnya cerita, di dalam dunia, di dalam panggung sandiwara
yang tiada berhenti, berjalan setiap detik
Kini, apakah terlambat menyadari sebuah kepergian?
Yang memang tak akan  lagi sebuah penantian dan jawaban
Di atas bayangan yang semu
Tiada berbintang di malam hari, karena awan hitam menutupi langit nan cerah itu
Ku coba tuk melepas segala penat dalam hati
Segala asa dalam lubuk
Kerinduan yang tiada lagi terpancar, karena sebuah kepergian
Tanpa ku bisa memahami sejenak apa arti sebuah rasa ini
Perasaan apa pada mata batin ini?
Sehingga aku menjadi orang yang berbahagia
Sekaligus sosok yang bercumbu dibalut airmata yang berlinangan
Yang tiada ku sadari, betapa berartinya sebuah kehadiran,
meski hanya sesaat
Jikalau engkau menyadarinya, betapa berartinya sebuah pertemuan,
sebuah kehadiran yang membuat hatimu berbahagia
Janganlah engkau berbohong akan sebuah rasa,
yang tlah kau tinggal dalam sanubari ini
Janganlah kau memendam rasa itu,
karena aku tau, dalam hati kecil sebuah rasa yang masih tersimpan
Meski kau tak pernah mengakuinya, tapi lihatlah aku!
Aku berdiri melihatmu
Aku berdiri mendengar suaramu
Aku berjalan di belakang mu
Sedih mu kau tutupi dengan canda tawamu
Apakah kau mengerti? Sungguh kau mengerti, bahwa aku menyimpan,
suatu rasa yang pernah kau singgahi dalam hati kecilku
Jangalah kau bodohi aku dengan segala tingkahmu
Karena aku tau, kebahagiaan itu tidaklah kekal
Karena kehidupan adalah roda yang berputar
Buktikan bahwa kita mampu menjadi yang terbaik
Meski bukan yang terbaik untuk orang asing
Jalan hidup yang panjang, tujuan yang penuh makna
Seperti alunan musik, yang mempunyai rima yang indah
Seperti lingkaran, yang tak ada ujungnya,
Itulah jalan hidup Tuhan untuk kita
Tujuan yang mulia hanya engkau dan Tuhan yang mengetahuinya..

Just Our Self


Just Our Self
Detik, detik, demi detik
Waktu berputar seiring berputarnya bumi itu
Hanya berhenti karenaMu yang menhendaki,
apapun itu, yang menjadi skenario

Seperti ombak yang bergulung tiada hentinya,
memecah karang, yang suatu saat akan terkikis dan habis
Seperti itukah hati dan perasaan manusia?
Yang tiada tentu, selalu saja tak pasti
Dan akan hancur seperti ombak itu mengikis karang perlahan
Namun, hati itu tak sepenuhnya mati,
hati dan perasaan itu akan selalu ada dan menyatu,
meski tersakiti oleh apapun
Namun, kesabaran yang menjadi cahaya penolongnya
Seiring dengan bergulirnya waktu, semua itu akan terhapus akan kebaikan dan senyuman
Seperti manusia, yang takkan bisa bertahan dengan perasaan yang mati
Akan selalu ada dan menyatu, meski rasa itu tlah dimatikan
Meski ia tlah merasakan betapa perihnya,
tapi  semua itu tetap bertahan, meski  hanya dengan senyuman
Sedikit itupun sangat berharga

Manusia takkan bisa mencari dan mendapat kesempurnaan
Disaat ia merasa dirinya lemah, takkan ada yang bisa mengerti perasaan dalam lubuk hati
Hanya diri sendiri yang mengetahuinya,
Hanya diri sendiri..

Tuhan, perihnya luka ini semakin dalam ku rasa
Telah Engkau pilihkan jalan yang terbaik untuk hambaMu
Yakinkan aku bahwa semua itu terbaik untukku
Disaat hati ku sulit tuk menerima apapun yang tak sesuai
Apakah aku harus menunggu?
Ataukah diriku harus bertahan
Demi mencapai ridhoMu dan restuMu

Tuhan, apakah bahagianya seseorang disaat ia benar-benar mendapat apa yang membuatnya menjadi orang yang paling bahagia?
Apakah sebaliknya?
Apakah bahagianya kita melihat orang yang kita sayangi itu bahagia?
Apakah kita munafik jika seperti itu?
Ataukah semua itu memang harus dilakukan?
Sesungguhnya tidaklah ada pilihan terbaik, selain pilihanMu
Mungkin hati terasa sesak, menahan apa yang dirasakan,
Jika yang dirasakan itu benar-benar tlah membuat kita menjadi seolah manusia lemah
Padahal kita tau, Tuhan, dibalik rasa sakit yang kita rasakan
Adalah hikmah dibalik kesedihan itu,
Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang diberikan ridhoNya
Senantiasa memiliki hati yang sebening mata air,
yang takkan pernah ditutupi oleh benci dan dengki
yang senantiasa memaafkan dengan hamba lainnya

Barakallah, insyaallah, semoga kita dapat ditambah ilmu dan derajad nya. Amiiiin..

Indahnya Perbedaan


Indahnya Perbedaan

                Hujan rintik-rintik di sore hari, burung pun hinggap di sarangnya, berselinap menutupi sayapnya dari rintikan air hujan. Usapan air hujan yang membasahi tubuh ini, seakan dinginnya menusuk jemari. Indahnya warna pelangi yang menjulang tinggi di atas awan. Sesempurna itu Tuhan menciptakan. Betapa agungnya, tak sedetikpun terlupakan oleh kita akan semua keindahan itu. Yang menuai sebuah rasa syukur.
                Semua yang telah Tuhan berikan kepada kita, akankah kita bisa membalasnya? Dengan cara apapun itu. Apakah terlintas selalu di benak kita? Mungkin hanya sepintas kita mengingat betapa indahnya yang Tuhan berikan kepada kita, tapi disaat Tuhan memberikan kesusahan, apa yang kita inginkan? Apa yang kita lakukan? Semua terasa hampa, sepi, menyalahkan diri sendiri, oranglain, terlebih menyalahkan Tuhan. Apakah semua itu ada di benak kita? Iya, disaat musibah menimpa kita, seakan kita seperti sosok yang kehilangan nyawa, menyalahkan apapun yang menimpa kita, disaat kebahagiaan datang, apakah terlintas pikiran kita untuk merenungkan bagaimana saat-saat kita susah? Rasa syukur mungkin terucap, tapi apakah kita sanggup untuk mempertahankan kebahagiaan yang Tuhan berikan kepada kita? Kita tak bisa menghentikan apapun yang Tuhan berikan kepada kita. Kebahagiaan dan kesusahan yang menimpa kita, menguji kita bagaimana kita harus menjadi pribadi yang selalu sabar, selalu bersyukur, menerima semua yang Tuhan berikan meski itu tak selalu seperti apa yang kita inginkan. Terkadang berat menerima keadaan yang tak seperti yang kita inginkan.
                Jadikan semua kebahagiaan maupun kesusahan dan kesedihan itu  menjadi sebuah goresan cerita pada hidup kita yang takkan pernah terlupakan. Meski terkadang memang ada sebagian yang berpendapat bahwa tak usah lah kita memikirkan suatu permasalahan hingga terlarut. Memang benar, kita tak selalu ada pada titik kesulitan dan titik kesenangan yang terus-menerus. Dan sebesar apapun pengorbanan kita memperjuangkan suatu kebahagiaan itu, jika Tuhan berkehendak lain, maka apapun akan berubah tak sesuai dengan keadaan pada awalnya. Bahkan lebih berat dari apa yang kita bayangkan. Tak semudah kita menutupi kesedihan yang terpancar dari balik wajah yang indah, ditutupi oleh senyuman. Yang memancarkan indahnya senyuman untuk oranglain. Apapun yang terjadi. Semua memang tak semudah yang kita inginkan. Tuhan memberikan takdir kita masing-masing harus bagaimana kita, harus seperti apa kita pada oranglain, dan harus setegar apa kita untuk menerima. Itulah kehidupan dimana Tuhan tlah menggariskan apapun yang kita jalani setiap orang berbeda. Kita berada dalam takdir yang berbeda. Apapun perbedaan itu, takkan bisa menghancurkan semua yang ada pada diri kita. Takkan pernah menghancurkan kita dengan oranglain karena hanya suatu perbedaan. Karena Tuhan juga menciptakan semua itu banyak macam, banyak warna, sehingga dalam dunia ini tidaklah satu macam bentuk, tapi variasi sehingga kehidupan itu bisa berbagai macam. Begitupun Tuhan menciptakan kita sebagai manusia yang berbeda, Meski berbeda, tapi kita akan saling melengkapi dengan suatu perbedaan itu. Melengkapi suatu perbedaan itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Tak semudah yang kita lakukan hanya sekejap saja dan tak mungkin tanpa suatu perjuangan. Waktu yang akan menuntun kita menjadi sosok yang bisa melengkapi suatu kekurangan dan menyikapi perbedaan yang ada di antara kita. Waktu dimana kita akan berusaha untuk saling memahami satu sama lain, menghargai satu sama lain, melengkapi suatu kekurangan. Perbedaan yang indah, akan membuat kehidupan itu berwarna. Perbedaan menghancurkan semua, tapi mereka bilang itu indah. . .