Minggu, 27 April 2014

Milikilah sebuah arti

Bertanya pada diri sendiri
Sadarkan diri sendiri
Apakah semua itu memiliki arti?
Sungguh hati bertanya-tanya, akan semua hal penuh tanda tanya
Jikalau hati tiada bertanya, maka diam pun menjadi pilihan
Meski hati tergores akan luka
Yang tiada tau bagaimana cara tuk mengobati
Luka itu terobati akan waktu yang terus berjalan
Berjalan, melangkah dalam sepi
Sepi dalam malam yang indah tapi sunyi nan hening
Bintang pun yang tlah tertutup oleh awan hitam
Seakan takkan nampak kembali
Hingga malam hari, dentuman waktu
Berjalan dengan begitu cepatnya
Hingga matahari bangun kembali
Menyapa di pagi yang hening, tetap saja hening
Dalam balutan embun
Seputih itukah arti sebuah persahabatan dan cinta?
Yang tiada pernah berakhir, berakhir di kala duka ataukah sebaliknya?
Itulah yang kita tak tau dan tak dapat diartikan pada satu waktu
Tapi semua menyadarkan, memberi arti, bagaimana harus melangkah
Berjalan terus ataukah jalan di tempat saja?
Meski tak tau akan hasilnya
Keteguhan hati yang menggugah semangat dalam mencapai arti
Dari sebuah perjuangan dan pengorbanan, yang tiada berhenti
Hingga waktu berhenti
Jika dunia ini memiliki tujuan dan arti, begitupun juga, kita hidup disini juga memiliki tujuan dan arti
Persahabatan, cinta, semua itu memiliki banyak arti
Arti dalam memiliki sebuah kasih sayang
Memberi tanpa harus menerima
Itulah arti, bagaimana kita harus memberi tanpa kita diberi,
Bagaimana menghargai, menerima dengan keikhlasan yang tiada terbatas
Meski tak sempat tuk melukiskan sebuah kebahagian,
tapi sempat tuk menghapus sebuah luka..


Kau dan rasa itu

Dalam mimpi dalam rindu,
dalam do’a aku mencoba
Menemani di kala gundah
Jikalau hati tiada terlena akan kebahagiaan,
yang tiada dihitung dengan hari
Meski sejenak saja engkau berlabuh
Tanpa ada alasan diriku tuk meminta
Tanpa aku sanggup untuk menerima
Sungguh pun aku tak bisa
Tapi apalah daya?
Jikalau Tuhan menggariskan alur,
sungguhpun tak dapat diriku meminta dan mencegah
Memainkan alur cerita kehidupan,
yang penuh tanda tanya
Di tengah kerasnya cerita ini, di dalam dunia, di dalam panggung sandiwara
yang tiada berhenti, berjalan setiap detik
Kini, apakah terlambat menyadari sebuah kepergian?
Yang memang tak akan  lagi sebuah penantian dan jawaban
Di atas bayangan yang semu
Tiada berbintang di malam hari, karena awan hitam menutupi langit nan cerah itu
Ku coba tuk melepas segala penat dalam hati
Segala asa dalam lubuk
Kerinduan yang tiada lagi terpancar, karena sebuah kepergian
Tanpa ku bisa memahami sejenak apa arti sebuah rasa ini
Perasaan apa pada mata batin ini?
Sehingga aku menjadi orang yang berbahagia
Sekaligus sosok yang bercumbu dibalut airmata yang berlinangan
Yang tiada ku sadari, betapa berartinya sebuah kehadiran,
meski hanya sesaat
Jikalau engkau menyadarinya, betapa berartinya sebuah pertemuan,
sebuah kehadiran yang membuat hatimu berbahagia
Janganlah engkau berbohong akan sebuah rasa,
yang tlah kau tinggal dalam sanubari ini
Janganlah kau memendam rasa itu,
karena aku tau, dalam hati kecil sebuah rasa yang masih tersimpan
Meski kau tak pernah mengakuinya, tapi lihatlah aku!
Aku berdiri melihatmu
Aku berdiri mendengar suaramu
Aku berjalan di belakang mu
Sedih mu kau tutupi dengan canda tawamu
Apakah kau mengerti? Sungguh kau mengerti, bahwa aku menyimpan,
suatu rasa yang pernah kau singgahi dalam hati kecilku
Jangalah kau bodohi aku dengan segala tingkahmu
Karena aku tau, kebahagiaan itu tidaklah kekal
Karena kehidupan adalah roda yang berputar
Buktikan bahwa kita mampu menjadi yang terbaik
Meski bukan yang terbaik untuk orang asing
Jalan hidup yang panjang, tujuan yang penuh makna
Seperti alunan musik, yang mempunyai rima yang indah
Seperti lingkaran, yang tak ada ujungnya,
Itulah jalan hidup Tuhan untuk kita

Tujuan yang mulia hanya engkau dan Tuhan yang mengetahuinya..

Tuntun aku menjadi wanita shalihah

Ketika mata ini melihat terbit dan terbenamnya sang mentari, saat mata ini memandang kemerlip nya bintang-bintang di langit yang begitu luas. Tak terhitung betapa besar dan banyaknya nikmat dan karuniaNya. Bercermin diri, yang hanya diciptakan dari saripati tanah dan akan kembali ke tanah. Namun apa kita bisa menyombongkan itu semua? Semua makhluk yang diciptakan olehNya adalah sama, tapi bagaimana caranya kita menjadi makhluk yang tidak hina di hadapanNya. Apapun yang kita lakukan apakah hanya untuk kebahagiaan dunia semata? Kita hanya makhluk yang kecil, tidak memiliki apa-apa. Kita hanya seseorang yang diberi, semua itu serba gratis, tapi apakah kita percaya akan itu? Hanya keimanan seseorang yang menentukan semua itu. Mungkin ada orang yang menilai semua itu gratis tanpa membayar. Tapi ada juga orang yang menilai semua itu gratis, tergantung kita menginginkan diberi yang lebih atau tidak. Tergantung kita ingin membayarnya atau tidak. Karena apalah guna manusia itu diciptakan kalau tidak beribadah kepadaNya? Seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an. Apakah kita hanya berdiam diri dalam panggung ini? Pertunjukan itu tidak hidup jika pemeran itu hanya diam, tak memerankan apa-apa. Hanya menjadi sebuah pertunjukan yang tak sempurna, jika kita memainkan dengan baik dan sempurna, apa yang kita peroleh? Tentu sutradara itu akan memberikan kita hasil yang besar pula. Analognya adalah, kita diciptakan oleh Sang Khaliq apakah hanya berdiam diri? Tentu tidak, kita harus memerankan sesuai dengan ajaranNya, dengan begitu Allah akan memberikan yang terbaik untuk kita. Entah apapun itu.
Manusia jauh sekali dari yang namanya sempurna. Karena kesempurnaan itu hanya milikNya, meski kita bukan makhluk yang sempurna, apakah kita tidak bisa menjadikannya hal yang sempurna? Tentu, semua itu membutuhkan waktu dan cara yang tepat. Agar kita bisa menikmati hasilnya. Dengan begitu kita menjadi insan yang senantiasa terdorong untuk hal-hal yang positiv.
Apakah kita pantas untuk menyombongkan apa yang kita miliki? Padahal semua itu bukanlah milik kita. Semua yang ada di dunia ini telah disediakan oleh Allah. Apakah kekayaan yang kita dapatkan akan kita peroleh setiap saat? Apakah kepintaran yang kita punya akan mengantarkan kita pada jalan yang sukses yang akhirnya menjadi orang yang sukses dan kaya? Apakah jabatan yang kita duduki sekarang akan selamanya kita peroleh? Hanya Allah yang mengetahui semua itu. Apakah kita hanya enak-enakan menikmati? Justru semua itu menjadi cobaan untuk kita. Mengapa dikatakan cobaan? Kebahagiaan yang sebenarnya adalah cobaan dan sesuatu yang harus kita waspadai. Karena dimana keimanan seseorang itu diuji, apakah ia semakin dekat dengan kekasihnya yaitu Allah. Atau semakin jauh dariNya?
            Disaat kita menyanyangi seseorang, tetapi ia tidak menyayangi kita, apakah kita akan patah hati? Cinta ditolak patah hati? Jika memang Allah menakdirkan ia untuk kita, maka suatu saat Allah akan mendatangkan nya kembali, tapi jika semua itu tidak terjadi dan tidak sesuai dengan keinginan kita, maka Allah telah menyiapkan yang terbaik untuk kita. Apakah kita sanggup? Tentu harus. Mungkin masih banyak yang contra dengan pernyataan itu. Mengapa? Karena kita belum mencoba, niat kita hanya setengah-setengah, kita tidak percaya dengan rencana Allah, atau mungkin masih membutuhkan waktu. Memang banyak alasan. Tapi yang terpenting adalah, lebih baik ditunjukkan hari ini daripada menyesal pada hari esok. Apakah kita masih saja berzu’udzon terhadap Allah? Padahal sudah jelas Allah itu menyayangi kita, tidak ingin kita merasa tersakiti atau menyakiti. Karena semua itu akan kembali pada pasangannya masing-masing sesuai dengan catatan Allah.
            Terbesit dalam sanubari, “Ya Allah, tuntunlah hamba menjadi insan yang selalu mensyukuri apa yang hamba dapatkan sekarang, menjadi insan yang menerima apapun yang terjadi meski itu tidak sesuai dengan keinginan hamba, karena Engkau telah merencakan yang terbaik, berikanlah hati sebening mata air, yang tidak akan terselip oleh kebencian, amarah dan zu’udzon terhadapMu dan orang-orang di sekelilingku, tuntunlah hamba menjadi manusia yang berguna untuk orang-orang di sekelilingku, meski hamba hanya hambaMu yang lemah, karena semua yang hamba lakukan atas pertolongan dan ridhoMu. Ya Robbi, dekatkanlah jika memang itu yang terbaik untukku, gantilah dengan yang lebih baik jika memang itu tidak baik untukku, karena hidup kita adalah mencari ridhoMu.”

            Semoga kita senantiasa menjadi insan yang berakhlakul karimah, dan menjadi yang lebih baik dan jauh dari keburukan. Dengan berhusnudzon kepadaNya, dan yakin akan pertolonganNya.. Amiiiin…