Kamis, 26 Desember 2013

Beri Aku Alasan

Diam ku terpaku di atas lembaran cerita
Hanya melihat dan mendengar, apa yang kau lakukan, apa yang kau katakan
Apa yang kau tau?
Pedih dan dalamnya semua yang tertinggal
Yang kini tertinggal seolah menjadi luka
Tapi engkau tak pernah mengerti akan itu
Yang kau tau aku hanya memberikan kebohongan
Terdiam saat hati tlah tertunduk, mulut tak mampu berkata-kata
Berikan aku alasan…
Jadikan aku sebagai wanita yang berbahagia berada di dekatmu
Tuntunlah aku, berikan aku sanggahan
Disaat diriku melakukan kesalahan
Tapi engkau hanya diam, tak memberi alasan
Alasan mengapa engkau pergi, disaat aku tlah percaya
Percaya akan kehadiranmu, yang memberikanku tawa
Tapi saat ini, semua menjadi suatu kenangan dan cerita
Tergores luka dalam mata hati, saat ini
Perubahan yang menghancurkan, keegoisan suatu perasaan
Perasaan ku yang sulit ku mengerti, aku sendiri tak tau
Dulu engkau menganggap ada, ada di depan matamu, sekarang?
Engkau tak menganggapku ada, di depan matamu, di sampingmu, dalam hidupmu,
Apakah secepat itu rasa kasih sayangmu hilang?
Secepat itulah engkau singgah di kehidupanku
Semua berpaling, tak kau temui diriku dalam kehidupanmu kembali
Perasaan ini, yang tlah kau luluhkan, disaat aku tak percaya akan kasih sayangmu
Tapi engkau menghancurkannya
Aku disini, di depan matamu, di dekat telingamu, di samping tubuhmu dan ragamu
Tapi apa yang kau rasakan?
Tidak ada sosok diriku di matamu !
Tidak ada suara di sampingmu !
Aku disini !
Aku ada dalam hidupmu ! Karena aku bukanlah sebuah boneka, yang diam !
Aku disini… Tetap memberikan kasih sayang, tersenyum di balik pedihnya perasaan..

Ya Allah ya tuhanku, Seandainya telah engkau ciptakan Dia untuk diriku Maka Satukanlah hatinya dengan hatiku, Titipkanlah kebahagian di antara kami agar kemesraan itu abadi dan takkan pernah berhenti Ya Allah, yang maha mengasihi, Seiring waktu berjalan tiada henti, Bimbinglah kami melayari hidup ini menuju Kebahagiaan yang abadi.

Akan tetapi, Seandainya telah engkau takdirkan bahwa dia bukan miliku,
Bawalah ia jauh dari pandanganku, pikiranku dan relung kalbuku
Hilangkanlah kerinduan yang menyayat-nyayat perasanku
Luputkanlah dia dari ingatanku Dan peliharalah aku dari keputusasaan

Berikanlah aku kekuatan Untuk Menepis bayangannya jauh ke ujung langit biru
Agarku bisa bahagia dan tersenyum Walaupun Dia tidak ada bersama diriku
Gantillah yang telah tiada, Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama seperti dirinya , seorang yang tulus dalam mencinta

Kupasrahkan segala jiwa dan raga ini hanya milikmu
Kutahu Sesungguhnya apa yang telah engkau takdirkan
Adalah yang terbaik dalam realita hidup dan matiku
kerana engkau maha mengetahui.Segala yang terbaik bagiku

Ya Allah...
Cukuplah engkau saja yang menjadi pemelihara jalan hidupku
Kuberharap dengarkanlah rintihan dari setiap untaian Doa-Doaku



Tunggulah jika memang harus menunggu


Tunggulah jika memang harus menunggu

Embun menetes dedaunan rindang, menutupi jendela kaca
Mentari di ufuk timur, mulai menampakkan cahaya nya yang terang
Menyinari bumi ini dengan cahayanya yang memancar
Begitulah Tuhan menciptakan semua begitu sempurna
Tempat yang menjadi singgasana keduniaan
Memupuk segala bentuk kehidupan
Menjadi penonton sekaligus pemain dalam drama
Tak pasti dan tak pasti,
Itulah mimpi dan jalan kehidupan..

                                Seolah menjadi suatu kenangan yang takkan pernah terkikis
                                Meski tak semudah kenangan hanya menjadi sebuah cerita
                                Yang tertulis dalam harian kehidupan
                                Meski tak semudah menghilangkan segala rasa
                                Tak semudah hati ini membendung suatu kebencian
                                Karena memang tak ku ingin hati ini terbalut akan kebencian
                                Tapi ku ingin hati ini selalu terbalut oleh kasih sayang yang takkan pernah mati
                                Jikalau Tuhan menciptakan semua itu memang untuk diperjuangkan
                                Akankah ku harus menunggu?
                                Karena aku tak ingin terburu-buru melepaskan apa yang ku ingin             
                                Karena suatu tujuan akan menuai hasil yang sempurna jika memikirkan dengan matang
                                Tak ingin terjebak dalam lubang yang sama         
                                Tak ingin terperangkap jaring yang melilit, sehingga merasa tak bebas
Maka dalam hati kecilku berbicara padaku
Tunggulah jika memang kau harus menunggu yang jauh lebih baik
Karena Tuhan tlah menyiapkan apa yang terbaik untukmu
Meski dengan suatu pengorbanan yang tak mungkin kita lalui dengan hati yang teguh
Tapi, memang Tuhan tlah memberikan apa yang kau mau,
meski terkadang kita merasa semua itu hanya sejenak
Karena Tuhan adil
Tak membiarkan kita terjerumus dan terlena akan kebahagiaan, hingga kita melupakan Tuhan
dan apa yang diberikan Tuhan pada kita
Apakah terlintas di benak kita mensyukuri setiap apa yang terjadi pada diri kita?
                               
                                Menunggu, memang terasa sulit untuk kita
                                Akankah terlintas di benak kita untuk menunggu seumur hidup kita?
Terlintaskah apakah Tuhan akan memberikan apa yang kita tunggu?
Terlintaskah apakah Tuhan berbaik hati mengembalikan apa yang tlah hilang?
Terlintas di benak kita jika Tuhan memang adil, 
memberikan apa yang terbaik untuk kita,
meski tak sepadan dengan tingginya suatu pemikiran kita
Tunggulah apa yang kamu cita-citakan
                                Sampai kita benar-benar mantab akan pilihan kita..


Tak Sekuat Hatimu


Tak Sekuat Hatimu

Hati yang tak sebening hatimu
Tangan yang selembut belaian tangan mu
Kata-kata yang terucap tak seindah kata-kata yang terlantun dalam setiap hela nafasmu
Pandangan mata yang tak seindah pandangan mata saat kau menatap
Semua terasa indah oleh parasmu
Tak setegar dirimu yang sabar menghadapi bagaimana kerasnya kehidupan
Tak sekuat hatimu disaat engkau mendapatkan kesulitan
Hatimu seperti salju yang putih, takkan terisi oleh kabut dan awan hitam
Meski sedikit dalam hati terlintas tertutup awan hitam
Namunm tak selamanya hatimu akan tertutup olehnya
Oleh awan hitam, yang menghancurkan kehidupan kita
Kebencian, kedengkian, kesombongan, kedendaman,
apapun yang akan menjadi batu tanjakan untuk orang itu sendiri
Ibu…
Ajarkan aku sebagai anakmu yang seperti dirimu, sekuat hatimu
Takkan pernah mebiarkan anakmu terjerumus dalam jurang keburukan
Selalu mendorong anakmu dalam kebajikan
Dalam mencapai ridho Allah, menjadi penuntun dalam setiap langkah kaki
Ibu…
Hati ini tak sebijak engau dalam menghadapi rintangan persoalan
Engkau wanita luar biasa,
Bersorak disaat kawanmu bahagia
Bahagia mendengar anaknya menjadi pemenang
Menagis disaat mendengar kelahiran
Memendam pendapat dan kebahagiaanmu sendiri
Rela berkorban demi orang yang kau cintai
Mampu mengatasi permasalahn hidup
Meski hidup itu sekeras batu…


Selalu mendorong anakmu dalam kebajikan
Dalam mencapai ridho Allah, menjadi penuntun dalam setiap langkah kaki
Ibu…
Hati ini tak sebijak engau dalam menghadapi rintangan persoalan
Engkau wanita luar biasa,
Bersorak disaat kawanmu bahagia
Bahagia mendengar anaknya menjadi pemenang
Menagis disaat mendengar kelahiran
Memendam pendapat dan kebahagiaanmu sendiri
Rela berkorban demi orang yang kau cintai
Mampu mengatasi permasalahn hidup
Meski hidup itu sekeras batu…


 Meski sebuah batu yang sulit untuk dipecah
                Namun, sekeras batu karang, ia akan terkikis oleh ombak
                Sekeras apapun hati seseorang yang engkau hadapi,
Hingga pada akhirnya ia akan luluh, pada sebuah kasih  sayang dan cinta mu
Aku ingin seperti mu, aku ingin tinggal dengan rasa seperti mu
 Tunjukkan padaku, aku bisa, aku mampu
Kuatkan aku, hingga aku menjadi sosok wanita yang tegar, yang sekuat hatimu Ibu…

Pancarkan sinarmu tak hanya untuk sedetik


Pancarkan sinarmu tak hanya untuk sedetik

Mentari dalam hidup ku
Mentari dalam jiwa ku
Mentari dalam sanubari ku
Penguat dalam lemah ku
Sembari kau ulurkan tangan mu
Memberi ku penopang, kekuatan, ketegaran,
dalam menjalani setiap detik demi detik kehidupan
Setiap hela nafas mu, setiap lantunan do’a mu
Menjadi penerang dalam tapakan kaki ku
Ketika jiwa dan tubuh ini letih, sembari kau mengucap kata
Bangunlah anak ku, kau tidak berada dalam sebuah mimpi,
melainkan kau berada dalam sebuah panggung,
dimana orang-orang melihat mu,
dimana mereka bersorak-sorak melihat apa yang kau perankan
Sejuta do’a ku terlantun setiap matahari mulai terbit,
Hingga matahari mulai terbenam
                Uluran tangan dan ucapan mu, seakan aku ingin seperti mu
                Seperti dirimu yang, sekuat hati mu
                Tapi, apakah aku tak bisa seeperti mu?
                Yakinkan diriku, teguhkan hati ku, disaat hati ini tersayat
                Disaat hati terisi oleh benci dan amarah
                Tinggalkan kekuatan hatimu pada ku,
                Agar aku bisa berdiri sepertimu,
                Meski sekeras batu, engkau bisa memluluhkannya
                Meski sebuah batu yang sulit untuk dipecah
                Namun, sekeras batu karang, ia akan terkikis oleh ombak
                Sekeras apapun hati seseorang yang engkau hadapi,
Hingga pada akhirnya ia akan luluh, pada sebuah kasih  sayang dan cinta mu
Aku ingin seperti mu, aku ingin tinggal dengan rasa seperti mu
 Tunjukkan padaku, aku bisa, aku mampu
Kuatkan aku, hingga aku menjadi sosok wanita yang tegar, yang sekuat hatimu Ibu…

Kau dan rasa itu


Kau dan rasa itu

Dalam mimpi dalam rindu,
dalam do’a aku mencoba
Menemani di kala gundah
Jikalau hati tiada terlena akan kebahagiaan,
yang tiada dihitung dengan hari
Meski sejenak saja berlabuh
Tanpa ada alasan diriku tuk meminta
Tanpa aku sanggup untuk menerima
Sungguh pun aku tak bisa
Tapi apalah daya?
Jikalau Tuhan menggariskan alur,
sungguhpun tak dapat diriku meminta dan mencegah
Memainkan alur cerita kehidupan,
yang penuh tanda tanya
Di tengah kerasnya cerita, di dalam dunia, di dalam panggung sandiwara
yang tiada berhenti, berjalan setiap detik
Kini, apakah terlambat menyadari sebuah kepergian?
Yang memang tak akan  lagi sebuah penantian dan jawaban
Di atas bayangan yang semu
Tiada berbintang di malam hari, karena awan hitam menutupi langit nan cerah itu
Ku coba tuk melepas segala penat dalam hati
Segala asa dalam lubuk
Kerinduan yang tiada lagi terpancar, karena sebuah kepergian
Tanpa ku bisa memahami sejenak apa arti sebuah rasa ini
Perasaan apa pada mata batin ini?
Sehingga aku menjadi orang yang berbahagia
Sekaligus sosok yang bercumbu dibalut airmata yang berlinangan
Yang tiada ku sadari, betapa berartinya sebuah kehadiran,
meski hanya sesaat
Jikalau engkau menyadarinya, betapa berartinya sebuah pertemuan,
sebuah kehadiran yang membuat hatimu berbahagia
Janganlah engkau berbohong akan sebuah rasa,
yang tlah kau tinggal dalam sanubari ini
Janganlah kau memendam rasa itu,
karena aku tau, dalam hati kecil sebuah rasa yang masih tersimpan
Meski kau tak pernah mengakuinya, tapi lihatlah aku!
Aku berdiri melihatmu
Aku berdiri mendengar suaramu
Aku berjalan di belakang mu
Sedih mu kau tutupi dengan canda tawamu
Apakah kau mengerti? Sungguh kau mengerti, bahwa aku menyimpan,
suatu rasa yang pernah kau singgahi dalam hati kecilku
Jangalah kau bodohi aku dengan segala tingkahmu
Karena aku tau, kebahagiaan itu tidaklah kekal
Karena kehidupan adalah roda yang berputar
Buktikan bahwa kita mampu menjadi yang terbaik
Meski bukan yang terbaik untuk orang asing
Jalan hidup yang panjang, tujuan yang penuh makna
Seperti alunan musik, yang mempunyai rima yang indah
Seperti lingkaran, yang tak ada ujungnya,
Itulah jalan hidup Tuhan untuk kita
Tujuan yang mulia hanya engkau dan Tuhan yang mengetahuinya..

Just Our Self


Just Our Self
Detik, detik, demi detik
Waktu berputar seiring berputarnya bumi itu
Hanya berhenti karenaMu yang menhendaki,
apapun itu, yang menjadi skenario

Seperti ombak yang bergulung tiada hentinya,
memecah karang, yang suatu saat akan terkikis dan habis
Seperti itukah hati dan perasaan manusia?
Yang tiada tentu, selalu saja tak pasti
Dan akan hancur seperti ombak itu mengikis karang perlahan
Namun, hati itu tak sepenuhnya mati,
hati dan perasaan itu akan selalu ada dan menyatu,
meski tersakiti oleh apapun
Namun, kesabaran yang menjadi cahaya penolongnya
Seiring dengan bergulirnya waktu, semua itu akan terhapus akan kebaikan dan senyuman
Seperti manusia, yang takkan bisa bertahan dengan perasaan yang mati
Akan selalu ada dan menyatu, meski rasa itu tlah dimatikan
Meski ia tlah merasakan betapa perihnya,
tapi  semua itu tetap bertahan, meski  hanya dengan senyuman
Sedikit itupun sangat berharga

Manusia takkan bisa mencari dan mendapat kesempurnaan
Disaat ia merasa dirinya lemah, takkan ada yang bisa mengerti perasaan dalam lubuk hati
Hanya diri sendiri yang mengetahuinya,
Hanya diri sendiri..

Tuhan, perihnya luka ini semakin dalam ku rasa
Telah Engkau pilihkan jalan yang terbaik untuk hambaMu
Yakinkan aku bahwa semua itu terbaik untukku
Disaat hati ku sulit tuk menerima apapun yang tak sesuai
Apakah aku harus menunggu?
Ataukah diriku harus bertahan
Demi mencapai ridhoMu dan restuMu

Tuhan, apakah bahagianya seseorang disaat ia benar-benar mendapat apa yang membuatnya menjadi orang yang paling bahagia?
Apakah sebaliknya?
Apakah bahagianya kita melihat orang yang kita sayangi itu bahagia?
Apakah kita munafik jika seperti itu?
Ataukah semua itu memang harus dilakukan?
Sesungguhnya tidaklah ada pilihan terbaik, selain pilihanMu
Mungkin hati terasa sesak, menahan apa yang dirasakan,
Jika yang dirasakan itu benar-benar tlah membuat kita menjadi seolah manusia lemah
Padahal kita tau, Tuhan, dibalik rasa sakit yang kita rasakan
Adalah hikmah dibalik kesedihan itu,
Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang diberikan ridhoNya
Senantiasa memiliki hati yang sebening mata air,
yang takkan pernah ditutupi oleh benci dan dengki
yang senantiasa memaafkan dengan hamba lainnya

Barakallah, insyaallah, semoga kita dapat ditambah ilmu dan derajad nya. Amiiiin..

Indahnya Perbedaan


Indahnya Perbedaan

                Hujan rintik-rintik di sore hari, burung pun hinggap di sarangnya, berselinap menutupi sayapnya dari rintikan air hujan. Usapan air hujan yang membasahi tubuh ini, seakan dinginnya menusuk jemari. Indahnya warna pelangi yang menjulang tinggi di atas awan. Sesempurna itu Tuhan menciptakan. Betapa agungnya, tak sedetikpun terlupakan oleh kita akan semua keindahan itu. Yang menuai sebuah rasa syukur.
                Semua yang telah Tuhan berikan kepada kita, akankah kita bisa membalasnya? Dengan cara apapun itu. Apakah terlintas selalu di benak kita? Mungkin hanya sepintas kita mengingat betapa indahnya yang Tuhan berikan kepada kita, tapi disaat Tuhan memberikan kesusahan, apa yang kita inginkan? Apa yang kita lakukan? Semua terasa hampa, sepi, menyalahkan diri sendiri, oranglain, terlebih menyalahkan Tuhan. Apakah semua itu ada di benak kita? Iya, disaat musibah menimpa kita, seakan kita seperti sosok yang kehilangan nyawa, menyalahkan apapun yang menimpa kita, disaat kebahagiaan datang, apakah terlintas pikiran kita untuk merenungkan bagaimana saat-saat kita susah? Rasa syukur mungkin terucap, tapi apakah kita sanggup untuk mempertahankan kebahagiaan yang Tuhan berikan kepada kita? Kita tak bisa menghentikan apapun yang Tuhan berikan kepada kita. Kebahagiaan dan kesusahan yang menimpa kita, menguji kita bagaimana kita harus menjadi pribadi yang selalu sabar, selalu bersyukur, menerima semua yang Tuhan berikan meski itu tak selalu seperti apa yang kita inginkan. Terkadang berat menerima keadaan yang tak seperti yang kita inginkan.
                Jadikan semua kebahagiaan maupun kesusahan dan kesedihan itu  menjadi sebuah goresan cerita pada hidup kita yang takkan pernah terlupakan. Meski terkadang memang ada sebagian yang berpendapat bahwa tak usah lah kita memikirkan suatu permasalahan hingga terlarut. Memang benar, kita tak selalu ada pada titik kesulitan dan titik kesenangan yang terus-menerus. Dan sebesar apapun pengorbanan kita memperjuangkan suatu kebahagiaan itu, jika Tuhan berkehendak lain, maka apapun akan berubah tak sesuai dengan keadaan pada awalnya. Bahkan lebih berat dari apa yang kita bayangkan. Tak semudah kita menutupi kesedihan yang terpancar dari balik wajah yang indah, ditutupi oleh senyuman. Yang memancarkan indahnya senyuman untuk oranglain. Apapun yang terjadi. Semua memang tak semudah yang kita inginkan. Tuhan memberikan takdir kita masing-masing harus bagaimana kita, harus seperti apa kita pada oranglain, dan harus setegar apa kita untuk menerima. Itulah kehidupan dimana Tuhan tlah menggariskan apapun yang kita jalani setiap orang berbeda. Kita berada dalam takdir yang berbeda. Apapun perbedaan itu, takkan bisa menghancurkan semua yang ada pada diri kita. Takkan pernah menghancurkan kita dengan oranglain karena hanya suatu perbedaan. Karena Tuhan juga menciptakan semua itu banyak macam, banyak warna, sehingga dalam dunia ini tidaklah satu macam bentuk, tapi variasi sehingga kehidupan itu bisa berbagai macam. Begitupun Tuhan menciptakan kita sebagai manusia yang berbeda, Meski berbeda, tapi kita akan saling melengkapi dengan suatu perbedaan itu. Melengkapi suatu perbedaan itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Tak semudah yang kita lakukan hanya sekejap saja dan tak mungkin tanpa suatu perjuangan. Waktu yang akan menuntun kita menjadi sosok yang bisa melengkapi suatu kekurangan dan menyikapi perbedaan yang ada di antara kita. Waktu dimana kita akan berusaha untuk saling memahami satu sama lain, menghargai satu sama lain, melengkapi suatu kekurangan. Perbedaan yang indah, akan membuat kehidupan itu berwarna. Perbedaan menghancurkan semua, tapi mereka bilang itu indah. . .

Kamis, 19 September 2013

Sebelum Bunga Layu


Embun  di bulan Juli ini seakan membasahi pori-pori tubuh yang kecil ini. Pagi hari yang cerah. Namun tak secerah hati ini. Yang diliputi oleh rasa sakit, pedih, khawatir, bingung tak tau harus bagaimana mengambil jalan pintas yang mudah untuk dilalui. Seakan-akan semua menjadi helai-helai daun yang berserakan. Seolah tak akan ada kesempatan lagi. Untuk menggapai hatinya. Yang selama ini selalu mengisi hatiku dengan kesetiaan. Namun apakah kesetiaan itu masih terbalut pada dirinya? Hati ini selalu bertanya-tanya. Namun apalah daya, jika memang itu sudah menjadi pilihan hatinya. Hanya untaian do’a yang aku panjatkan untuknya. Seseorang yang membuatku senang, bangga, dan sedih. Canda tawa, tangis bahagia, semua yang aku lewati bersamanya. Yang kini telah hilang, seperti pasir yang dihempas oleh ombak pantai. Hati ini seperti pecahan logam, yang kini hanyalah raga lemah, jiwa yang lemah, hidup dengan kesedihan. Namun hati ini tak mungkin membiarkan diri ini jatuh dalam tebing  kesedihan terus-menerus yang akan membawa ku pada lubang yang sangat dalam. Yang tak akan mudah untuk naik pada puncak tebing itu. Dengan sayap-sayap dapat terbang sampai pada puncak tebing. Semua itu tak luput dari kesalahan diriku sendiri.
Meskipun orang lain yang sangat menyakiti diri ini dengan sangat dalam. Hingga aku tak bisa menghitung seberapa besarkah sakit ini. Hati ini tak mungkin dapat membalas dengan hal yang sama, hati ini tak mungkin berani menyakiti nya. Hingga dia tak mampu merasakan kebahagiaan. Namun, aku selalu akan berusaha tuk memberikan kebahagiaan walaupun hanya setetes seperti setetes embun pada pagi hari yang kini sepi. Seperti hatiku yang sepi. Hati ini berusaha tuk menerima. Kepedihan yang mendalam tak mungkin ku jalani sendiri, hingga terkadang aku mengeluh akan semua ini. Tapi hanya Allah lah selalu berada dan selalu melindungi di setiap kaki ku melangkah. Di saat dia menyakiti hati ini, tapi tak sedikit pun terpancar niat untuk membalas rasa sakit ini.
Berusaha tanpa dia di kehidupan ku. Meski hati ini sangatlah perih dan berat tuk aku lakukan. Tapi aku tak sepatutnya mengeluhkan semua yang aku alami saat ini. Mungkin semua ini telah digariskan oleh Sang Ilahi. Dan aku tak kan menyerah dalam menjalani semua alur hidup ini. Berdiri dengan do’a, keikhlasan hati, dan sejuta kesabaran yang menjadi kunci dalam menghadapi semua ini.
Terlintas dalam benakku mengapa aku tak seperti mereka yang bahagia dalam kehidupan. Dapat aku bandingkan dalam hidup ku yang saat ini kelam. Seperti angin yang telah menerbangkan dedaunan yang menjadi satu dengan pohon dan batang nya.
Selalu teringat apa yang ku lalui bersamanya. Dalam sepi, ku hanya bisa bersabar dalam menjalani semua ini sendiri tanpa seorang pria yang aku sayangi dengan ketulusan hati. Yang mampu mencerahkan hati yang gelap. Menjadi contoh bagiku, mampu membuat hati ini selalu luluh akan perbuatan nya. Ku jalani bersama nya. Hingga kini, aku tlah kehilangan nya. Dia yang berjanji padaku, namun dia lah yang mengingkari nya. Hingga dia tlah menemukan cinta yang lain. Hati yang begitu berat dalam menerima apa yang terjadi. Tak dapat ku bayangkan sebelum nya. Karena hati ini yang selalu menerima nya dengan ikhlas dan apa adanya. Yang tak ingin menggoreskan luka pada raga dan jiwanya.
Namun semua yang tlah dia lakukan adalah jalan hidupnya yang aku tak bisa menolak dan meminta. Mungkin hanya rasa sesal, sakit hati yang amat mendalam karena hati ini yang setia dengan nya, diriku yang berusaha memberi kepercayaan pada nya. Namun apakah harus dibalas dengan hal seburuk ini. Apakah diri ini kotor di pandangan nya? Apakah diri ini tak patut dihargai?
Rasa yang tak bisa ku berikan pada orang lain. Yang membuat ku terus bertahan di atas semua ini, hati yang tulus. Meski diriku yang lemah ini harus diperlakukan secara buruk. Apa daya ku? Aku yang lemah tanpa bantuan Allah, yang mungkin tak dapat berdiri. Namun dengan kekuatan Allah yang senantiasa berada dalam hati di setiap hambaNya.
Namun, jika Allah berkehendak lain. Memang, itulah yang terbaik. Akhirnya ku menemukan sosok yang memberikan semngatnya untuk ku yang tlah kehilangan semangat karena satu orang. Tapi semua itu tidak sepenuhnya menghancurkan ku. Aku masih punya orang-orang yang menyayangiku. Kedua orangtua yang sangat ku cintai, sahabat ku yang berusaha memberikan yang terbaik. Dan kini aku bertemu dengan orang yang mungkin dialah yang menghidupkan semangat ku kembali. Seakan dulu aku tak mampu berdiri lagi, karena cinta seseorang yang mempermainkan dan menghancurkan ku. Tapi ternyata semua itu berbalik. Dan entah aku harus mengucapkan apa, aku harus berkata apa dalam hal dan situasi ini. Bersyukur karena aku dapat bangkit dari keterpurukan ku.
Kehidupan ini mengajarkan ku bagaimana diriku harus bersabar dalam situasi dan kondisi apapun dan bagaimanapun. Sahabat yang mengajariku bagaimana ketulusan yang sejati. Meski tak semuanya.
Senyuman membuat mu indah..
Do’a itu akan membuat mu kuat..
Memberi akan membuat mu kaya..
Dan cinta membuat mu mengerti kehidupan..

Kekerasan hidup


Hari itu, aku sedang duduk di kursi yang sudah mulai mereot ini, aku membaca buku lamaku yang sudah bosan kubaca. Hai, namaku Adinda aku mempunyai seorang kakak yang dimana aku harus menurutinya, memahaminya dan melayaninya, yang bernama Dini. Aku mempunyai seorang ibu yg sangat aku sayangi. Tetapi, dia mengalami gangguan jiwa semenjak ayahku pergi meninggalkannya karena perempuan lain, kalian fikir bahwa ayahku seorang yang jahat, ya memang dia selalu menyiksa ibuku dan aku. Tetapi, walaupun begitu dia masih ayah kandungku. Kalau ibuku sedang mengamuk dia tidak segan-segan untuk membunuh siapapun, termasuk aku. Ibuku lebih menyayangi kakakku daripada aku.
“kenapa kamu baca buku itu saja?! memangnya tidak punya buku lain ya? hahahaha!” Teriak ibuku yang mengejutkan.
“dek! cepat pijitin kakak! awas kamu ya!”
“Ya kak!” Teriakku sambil menyimpan buku.
Aku pun langsung bergegas memijat kakakku. Aku tidak bersekolah karena tidak ada yang mau membiayaiku, aku yang selama ini mencari nafkah untuk kedua orang yang aku sayangi ini. Saat aku sedang memijat kakakku, kutemukan luka sunutan rokok yang ada di punggungnya.
“apa ini kak?” tanyaku.
“kamu nggak usah tanya-tanya sudah pijatkan aku!” bentak kakakku yang mengguncang telinga.
aku hanya bungkam tak tau apa yang harus aku lakukan.
Aku hanya memijat-mijat kakakku ini, dengan tidak sengaja aku menekan luka itu.
“AWW!”
“maafkan aku kak” jawabku dengan sedkit gelagapan karena aku tahu yang akan dilakukan oleh kakakku, dia akan menyiksaku.
“apa?! maaf?! segampang itu kau meminta maaf? sini kamu!” dia menarikku hingga aku terjatuh ke lantai, ketika itu ibuku datang, dia menoleh ke arahku, saat aku lihat dia sedang memegang pisau, dan saat itu juga kakakku melihat sesuatu benda yang ada di tangan ibuku itu.
“mau kau aku bunuh? aku sudah tidak tahan memiliki adik sepertimu tidak bisa diandalkan!” bentak kakakku yang sudah menggema.
“jangan kak jangan kak! kak jangan!” teriaku dengan tangisan sedkit teriak. Akhirnya aku bisa melepaskan tubuhku dari rangkulan jahat kakakku itu, aku pergi meninggalkan rumah, dia mengejarku, ada sebuah anak yang sebaya dengan ku menaiki sepeda.
“hei! hei! bawa aku kesana cepat!” teriaku sambil menaiki tempat duduk sepeda yang di belakang.
kakaku tidak lagi mengejar, aku agak sedikit lega.
“hei, berhenti disini saja.” aku menepak bagian punduknya.
“oke” jawab anak itu.
“terimakasih sudah mau mengantarku dengan kecepatan tinggi, hehe.” lanjutku.
“iya tidak apa-apa. oiya! namaku Samuel, kamu siapa?” tanyanya sambil mengulurkan tangannya.
“oh, namaku Adinda” jawabku dengan sebuah senyuman.
“mengapa kamu dikejar orang tadi?” tanyanya dengan wajah dengan penasaran.
“oh itu kakakku” aku menjawabnya, lalu aku menceritakan semua tentang kehidupanku yang keras ini kepada Samuel.
Lalu aku di ajak tinggal dirumahnya, bekerja dirumahnya, mengerjakan sesuatu dirumahnya, hingga akhirnya kitapun menjadi sahabat sejati..

Jejak- jejak Mimpi


Takkan pernah ku berhenti
Meski dianggap khayalan tinggi
Khayalan yang  akan menjadi sebuah keajaiban
Yang takkan terduga
Semangat hati melengkapi perjuangan
Di sudut kalbu terukir  indah
Cita-cita adalah sebuah anugerah
Dekap langkah yang kita tempuh
Berujung pada ketidakadilan dunia
Jangan takut harapan yang kau genggam hilang
Tetap berlari mengejar mimpi
Tetap menggapai harapan
Disini..
Kau dan aku saling melengkapi perbedaan
Tiada kata perpisahan
Karena kita akan bersama dalam arus kebahagiaan
Yang membawa kita pada kesuksesan meraih mimpi
Bermimpilah..
Karena mimpi akan menuntun pada pikiran,
Dan pikiran akan menuntun pada tindakan

Sabtu, 31 Agustus 2013

Nothing Perfect Human


Nothing Perfect Human

                Hari ini aku sangat sedih sekali. Aku hanya bisa berkhayal mendapatkan itu semua. Nilai yang bagus, seseorang yang peduli dengan ku, sahabat dan teman yang selalu menemaniku. Tapi semua itu kandas. Aku serasa sendiri. Hanya Tuhan yang menemani ku. Tapi aku sendiri, merasakan semua keterpurukan dan kesedihan ini. Maafkan aku untuk semua orang yang mengenalku. Aku hanya bisa membuat masalah, membuat kecewa. Hanya bercerita seenak hatiku. Aku selalu saja berkhayal. Dan khayalan itu terlalu tinggi. Hingga aku jatuh pun, aku berdiri dan bangkit sendiri. Semua orang mungkin ada yang mengerti perasaan ku, tapi tak semuanya paham dengan keadaan ku. Aku sedih, ingin sekali menangis. Menangis sepuas hatiku. Tapi meski aku menangis, takkan membuat semua yang dulu kembali. Aku menangis, tapi tak ada yang mempedulikan aku. Hidup ini keras. Sampai-sampai aku tak kuat menanggung beban fikiran. Sabar ku mungkin mencapai tingkat tinggi. Tapi sebenarnya itu masih belum apa-apa. Ini masih awal, dan mungkin aku pantang untuk menyerah. Aku memikirkan orang lain. Tapi terkadang aku salah. Ternyata aku membuang waktu dan air mata ku untuk hal yang tak berguna. Air mata ini tak berguna.! Aku harus hapus air mata ini. Untuk apa aku menangisi semua ini? Untuk apa? Tak membuahkan hasil yang akan mengembalikan semua nya. Semua hilang. Aku tidak seperti mereka. Mereka yang membuahkan hasil yang maksimal, sedangkan aku? Apa yang bisa aku banggakan dari diriku sendiri? Aku bertanya pada hatiku. Namun, tetap saja, tak ada. Aku tak mengerti apa yang terjadi. Serasa semua itu berbalik arah. Aku menghindarkan diri dari rasa dengki, sombong, dan benci. Tapi mereka yang dapat bersenang-senang di luar. Ya, mungkin orang lain bisa menilai aku tak mengerti apapun yang orang lain lakukan, yang orang lain rasakan. Tak seharusnya orang itu menilai ku seperti itu. Karena ini semua bukti. Mereka dapat bangga dengan diri mereka. Mereka senang, bahagia, dengan keadaan mereka. Mereka bisa melakukan apa yang mereka mau, dengan sesuka hati mereka. Tapi aku? Aku ingin sekali saja merasakan bagaimana bangga nya pada diri sendiri, tak mengecewakan orang lain, bisa melakukan apa yang aku inginkan. Tanpa aku harus memaksa terlebih dahulu. Aku tau, aku tak seperti mereka, yang pintar, tak suka membuat masalah, punya fisik dan materi. Tapi aku? Aku tak seperti mereka. Sekali pun aku memaksa dan menangis. Namun, jika sudah belum waktunya, apa yang bisa aku lakukan? Inikah hidupku? Yang tak mandiri. Yang selalu bergantung, tak bisa melakukan apa yang aku mau. Aku seperti anak yang selalu dan perlu untuk diawasi. Sekalipun pergi, aku tetap diawasi? Aku tau orang tua selalu ingin mencurahkan kasih sayang mereka. Dan kasih sayang itu takkan dibatasi oleh apapun. Sekali beliau ingin menjaga, takkan melepas begitu mudahnya.
                Curahan hati selalu terlukis dalam diary hidupku. Semua itu menjadi warna-warna dalam hidup. Yang akan selalu menjadi suatu lukisan hati di setiap insan dalam kehidupannya. Takkan pernah luput dari salah dan lupa. Tapi, aku harus belajar dan terus belajar menjadi anak yang sabar dan bersyukur karena Tuhan selalu menyayangiku. Dan selalu mencurahkan kasih dan cintanya. Aku sadar, bahwa apa yang ada pada diriku merupakan suatu anugerah yang harus setiap waktu ku syukuri. Aku menyadari, tak seharusnya aku melihat apa dan bagaimana orang lain. Tapi aku cukup bersyukur dengan apa yang aku peroleh. Ini adalah diriku. Aku menjadi diriku sendiri. Dan tak akan lagi melihat kelebihan orang lain. Aku tidak boleh iri dengan semua itu. Karena Tuhan telah menggariskan segala sesuatunya untuk kita. Apa yang kita peroleh adalah suatu hal yang besar dan itu adalah yang terbaik untuk kita. Setiap apa kelebihan orang lain. Apakah kita bisa memperoleh seperti itu? That is impossibble. Ini kehidupan kita sendiri. Dan setiap kekurangan orang lain kita pandang dengan kelebihan. Agar kita takkan pernah memandang kekurangan orang lain saja. Cenderung kita banyak yang memandang kelebihan orang dan tak ingin kekurangan nya. Betul bukan? Kekurangan itu adalah suatu hal yang jika kita melengkapi kekurangan itu akan menjadi suatu kelebihan. Kita menerima orang apa adanya. Kita menerima kekurangan nya. Memang sulit. Tapi itu adalah hal yang istimewa. Karena dengan begitu hidup kita menjadi lebih banyak warna. Jika kita hanya memandang banyak kelebihan orang lain. Hidup kita pasti very flat. Karena kita terbiasa dengan kemewahan, kesempurnaan, inginnya yang sempurna. Walau sesungguhnya tak ada yang sempurna. Nothing perfect in the world. Nothing perfect human in the world. Jadi untuk apa kita menjadi yang sempurna-sempurna banget?? Butuhnya untuk apa? Jika dia sempurna, tapi hatinya nggak sempurna. Wah,, sungguh hal yang menyesalkan dunia akhirat… :D
                Dan inilah aku. Aku lahir di dunia ini, dan tak mungkin aku meminta untuk seprti orang lain. Karena kita membawa takdir sendiri. Tak mungkin kita menjadi manusia sempurna.
Tapi kita akan saling melengkapi kekurangan itu… J

Cinta yang rumit



Cinta yang rumit, namun semua itu indah. Tak bisa kita menyangka jika hidup ini tanpa ada cinta. Cinta yang terkadang menghancurkan, namun bukanlah cinta yang menghancurkan. Melainkan orang yang mengaku cinta, akhirnya ia mempermainkan dan menodai cinta yang indah itu..
Dalam setiap bait puisi dan do’a ku berharap semua itu mimpi. Namun ternyata kenyataan. Aku tak ingin terjebak oleh adanya cinta. Tapi semua ini membuat keadaan ku seolah menginginkannya. Dengan suatu harapan, entah harapan yang benar-benar terjadi, atau harapan palsu.
“Apa yang sebenarnya terjadi, sebenarnya diriku yang tak menginginkan akan hadirnya rasa itu. Namun, tanpa aku meminta, ternyata rasa itu ada dan tumbuh di tengah kehidupan ku.”
Semua yang terjadi tak luput dalam suatu pengorbanan perasaan ku dalam semua keadaan yang semakin mendesak ku. Semua terasa mempersulit.
“Aku tak mau berdiri disini, berdiri dalam suatu penantian yang tak berarti, yang akan memberikan ku suatu harapan yang palsu”
Hati yang terasa tersakiti dengan semua keadaan yang membuat ku rapuh, menghancurkan semangat yang aku bangun selama ini. Tapi aku tak  mau berdiri terus-menerus disini, tanpa maju dan mencoba melupakan segala kepenatan jiwa ini. Perjalanan yang aku tempuh tidak berhenti hanya karena satu, dua, atau tiga alasan yang membuat ku lemah. Angin yang mencoba menggoyahkan. Tapi kekuatan hati dan percaya akan semua ini, menjadikan hati ini tegar. Daun yang masih bergantung pada dahan dan ranting pohonnya, mungkin saja bertahan, atau mungkin bisa saja daun itu layu dan rontok karena terpaan angin yang menggoyahkan nya. Namun, semakin kuat ia melekat pada pohon itu, meski angin menggoyahkan nya, ia tetap pada pohon itu. Apabila ia jatuh, ia bertebaran, entah tak tau kemana ia akan jatuh, di tempat yang jauh sekalipun.
“Apa yang membuat dirinya dulu memilihku? Jika sekarang ia mencampakkan? Membuang rasa itu dengan mudah, seperti tak ada lagi beban dalam dirinya. Namun apa yang sebenarnya dia inginkan dari diriku? Yang sekarang sudah lemah dan rapuh?”
Semua itu karena dia menilai dari luar dan fisik. Yang semua itu akan musnah suatu saat nanti. Tapi ketulusan hati lah yang harus dicari. Tapi mengapa berkebalikan dan bertolak belakang? Semua hanya memandang fisik. Tanpa dia memandang ketulusan yang aku berikan.
Rasa benci dan sakit hati yang sebenarnya masih membekas, namun semua itu terhapus oleh rasa sayang dan semua ini akan menjadikan diriku bertahan di atas cinta.              
Merindukan suatu saat bisa melihat dia bahagia, entah itu karena diriku, atau karena orang lain. Tapi hati ini tak rela melihat keadaan seperti ini, batin yang tersiksa, jiwa yang lemah, takkan mampu membendung rasa perih yang terus-menerus hadir dalam setiap kehidupan yang aku jalani. Karena dia yang indah dalam cerita dan kisah cinta yang selama ini ku nanti. Namun semua itu hanya sekedar mimpi bagiku. Karena kesadaran diriku atas dirinya, dirinya yang memiliki banyak kelebihan, tak bernilai lebih di matanya, seorang seperti diriku. Yang hanya merindukan sebuah harapan yang takkan mungkin hadir. Bagai merindukan purnama. Bertahan dalam rindu dan sepi. Semua cerita indah yang tergambar dan terlukis dalam alur hidup ku bersamanya. Namun semua tinggalah cerita, yang telah terhapus oleh nya. Apakah dirinya mengingat? Mengingat semua yang kita jalani? Semua menjadi satu, merasakan kepedihan dan kebahagiaan bersama. Itulah ‘Kita’. Tuhan bantu aku melupakan semua kisah itu. Mimpi yang aku rangkai bersama dirinya, kini hanya tinggal kenangan. Semua musnah. Tanpa ada bekas.
Namun, dengan diriku terbiasa menjalani semua ini, diriku yang terbiasa tnpa dirinya lagi, seakan menghapus segala tentangnya. Diterpa angin dan hilang entah kemana ia terdampar. Tapi, detik ini, aku bersama dengan sosok yang mampu membuat semua itu berubah. Menjadikan semangat ku tumbuh kembali. Terimakasi Tuhan. Takkan ada yang lebih baik, selain pilihanMu. 
Terbiasa bersama, itulah sebab rasa itu mulai tumbuh. Tak melihat seberapa lama waktu itu. Tapi rasa itu benar-benar perlahan tumbuh di tengah-tengah kehidupanku. Mengapa aku mulai terbayang wajah seseorang itu? Apakah arti semua itu? Tak dapat mengartikan semua itu. Tapi, aku biarkan semua itu mengalir dalam arus ini. Aku akan berusaha mengikuti arus itu dan tak melawan arus itu. Semua seperti air di dedaunan, yang membuat daun-daun itu basah di pagi hari karena embun pagi. Setitik embun, yang menyejukkan. Setetes mata air yang menerangi qalbu setiap insan.
Mata terpanah, hati tertunduk oleh suatu rasa. Entah rasa cinta? Tapi aku tak ingin cinta itu menyakiti lagi. Cinta yang tulus sangat sulit dicari. Mengapa semua indah hanya sekejap saja? Ketulusan itu memang ada. Tapi siapa? Dan dimana? Aku tak mencari nya. Karena aku belum siap untuk bermain dengan yang namanya “cinta”. Dan itu sungguh suatu permainan yang membuat bingung. Rumit, semua itu rumit. Berjuang memang berjuang. Tapi mengapa harus mencari yang sempurna. Nothing perfect in the world.! Kesederhanaan yang tumbuh di tengah-tengah itu indah sekali. Untuk apa kesempurnaan? Apakah akan selamanya? Tidak..! Kesempurnaan itu maya. Dan takkan pernah ada. Tapi cinta itu sempurna. Bukan orang yang kita cari yang sempurna. The perfect love, no perfect human..!

Mentari



Tuhan,, terimakasi dengan semua yang Engkau berikan.. Meski tidak memperoleh peringkat, aku cukup senang, dapat naik kelas.. Aku ingin mencari kebarokahan ilmu ini ya Allah.. Terimakasih, aku akan terus berjuang demi kebahagiaan orangtua yang telah memberikan ku segalanya, membiayai sekolah ku hingga sekarang. Aku akan memberikan tangis bahagia mereka kelak suatu saat nanti. Ya Allah, demi apapun akan ku lakukan. Cita-cita ku yang tinggi, untuk kedua orangtuaku yang berusaha memberikan ku semangat. Dalam setiap keadaan apapun itu. Walau terkadang terdapat perbedaan pikiran, namun akhirnya pikiran itu dapat bersatu, dengan adanya suatu hubungan dengan kedua orangtua, yang akan selalu aku rindukan, sampai nafasku berhenti. Kasih sayang dan cinta yang terus tertanam dalam sanubari hati ku pada kedua orang yang mempunyai jiwa yang tulus. Dalam segenap kasih sayang nya, yang memberikan ku cahaya dalam keadaan ku rapuh.
Mengapa disaat seperti ini, perasaan itu mendorongku untuk berbuat hal yang tak seharusnya aku lakukan dan perkataan yang mungkin menyakiti hatinya. Tuhan, sampaikan salam ku pada dirinya, bahwa aku tidak pernah berniat untuk menyakitinya. Sungguh dalam hatiku cemburu dan bimbang. Mungkin dia bisa mengatakan aku apapun sesuka nya. Tapi sesungguhnya diriku tidaklah seperti itu.. Aku tidak menyakitimu.. Tidak .. Mengerti lah hati dan perasaan ku ini.. Sesungguhnya rasa sayang itulah yang mendorongku untuk mengatakan hal itu. Rasa sayang itu membuat aku takut akan kehilangan semua itu.
Terkadang aku merasa diriku tak bisa dengan dirinya, yang baik, mungkin tidakkah pantas diriku. Melihat orang yang pernah bersamanya, itu adalah cermin untuk diriku. Sosok wanita yang pintar, cantik, sempurna.. Sementara aku? Aku tidaklah sebanding dengan apa yang dimiliki oleh dirinya.
Serasa semua itu memang menyakitkan. Bukan hanya menyakiti ku, melainkan juga menyakiti hatinya. Maafkan aku.. Sungguh, aku minta maaf. Bukan maksudku untuk menyakiti dirimu seperti ini. Tapi kecemburuan, rasa bimbang, dan sayang itu, yang seolah-olah menjadikan aku melakukan semua itu.
Entah harus bagaimana lagi aku mengatakan semua dan menjelaskan semua. Jika memang itulah penilaian mu. Sungguh tidak ada maksud hati untuk menyakiti. Tuhan, izinkan aku menjelaskan semua itu, sebelum aku pergi meninggalkan dia. Berikan dia kebahagiaan, entah kebahagiaan itu datangnya dari aku, atau pun dari orang lain. Aku rela. Yang terpenting adalah kebahagiaan orang lain. Meski diriku harus berkorban perasaan.
Selama raga ini masih menyatu dalam jiwa ini. Selama nafas ini masih ada. Dan kehidupan ku masih ada di kehidupan mereka. Aku ingin memberikan kebahagiaan dalam setiap waktu kehidupan mereka. Meski itu hanya sedikit. Tapi dengan senyuman yang terpancar dalan raut wajah mereka. Seakan memberikan kebahagiaan juga untuk diriku.
Tuhan, aku ingin memberikan ketulusan hati ini pada seseorang yang benar-benar tulus dan bisa menerima aku apa adanya. Tidak meminta diriku untuk melakukan apa yang ada pada benaknya. Tidak menuntut ku untuk berbuat apa yang dia inginkan. Karena semua itu hanya nafsu yang ada pada dirinya.
Sebelum aku benar-benar meninggalkan itu semua. Berikan aku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku tidaklah menginginkan menyakiti hatinya, yang mungkin telah tulus pada diriku. Yang aku harapkan adalah suatu saat apa yang dia lakukan, itu menjadi panutan untuk ku, berjalab dala mencapai ridhaMu ya Allah.
Bintang yang dahulu telah hilang, entah posisinya berada dimana. Aku tak tau. Mungkin telah berpindah ke tempat yang lain. Dan sekarang aku menemukan bintang yang lainnya. Bintang itu selalu menemani malam ku yang sepi. Dalam keadaan dimana hati ini gelisah. Tuhan telah menciptakan semua itu, indah, begitu indah. Namun, aku tak bisa menduganya jika suatu saat aku akan kehilangan jejak bintang itu lagi.
Apa yang terjadi pada setiap malam ku, jika tanpa bintang itu? Apakah ada bintang lain yang bisa menemani kesepian hati ku pada saat itu? Entah, aku tak tau. Melihat cahaya nya yang terang, meski jauh. Tapi tetap menampakkan cahaya nya disaat malam yang sunyi. Tak hanya kehadiran nya, ia juga bersama bintang yang lain. Namun, aku tak tau, bintang mana yang akan menjadi bintang ku…



Bintang, I hope you..


                Bintang yang penuh keindahan cahaya yang ada di malam ini, dengan ditemani bulan sabit. Menambah indahnya akan pemandangan yang diciptakan begitu indah nya oleh Tuhan. Yang melukiskan keindahan hatiku saat ini. Mungkinkah ini hanya sejenak? Mengapa keindahan itu hanya sebentar? Lalu mengapa kesedihan itu berlarut-larut? Tanpa  hati ini merasakan bagaimana keindahan yang sesungguhnya. Dan tidak omong kosong, tidak bohong, dan apa adanya. Kapan kah aku bertemu dengan bintang yang jauh disana? Meski ia jauh, ia tetap memberikan ruang cahaya nya untuk diriku yang dibalut dengan kesepian. Dan pertemukan dengan bintang hatiku, yang suatu saat akan memberikan sejuta curahan cahayanya untuk hidupku. Berbagi kesedihan dan kebahagiaan dengan diriku. Mampu memberikan curahan kasih sayang nya dengan diriku, tak hanya dengan diriku, tapi juga dengan kedua orangtuaku. Semoga Tuhan mempertemukan aku dengannya. Yang akan menjadi curahan hatiku. Di setiap kesepian membalut diri yang lemah ini, ia datang dengan sejuta kasih dan sayangnya. Dengan kelembutan dan kesucian kasih sayang itu. Sedalam-dalam nya suatu rasa, takkan pernah meninggalkan suatu jejak pengorbanan dan perjuangan untuk memberikan yang terbaik dalam hidup ini.
                Tuhan, Engkau menciptakan semua ini begitu sempurna. Dalam banyak hal Engkau memberikan apa yang terbaik bagi semuanya. Engkau selalu di hati setiap insanMu. Di setiap detik nafas ini, di setiap detak jantung ini, di setiap aliran darah ini, semua ini berjalan karenaMu. Yang selalu membuat semua itu sempurna. Tanpa diri ini membayangkan batapa sulitnya semua itu. Kita yang sulit untuk selalu mensyukuri semua itu.
                Mata ini yang akan melihat bintang itu berdiri di hadapan ku. Telinga ini yang siap mendengarkan sebuah kata-kata yang indah yang kan terucap, mendengarkan keluh kesah yang dia tanggung. Tangan ini siap membantu ia bangun dan berdiri disaat angin berusaha untuk menggoyahkannya, menuntun pada suatu tujuan yang akan membawa ia pada suatu tempat yang takkan didapat kan oleh orang lain. Tempat dimana tidak terdapat orang lain satupun. Hati ini yang akan mengerti apa yang ia alami, hati yang akan menguatkan perasaan yang terluka. Seberapa  masalah yang ia tanggung, diri ini yang akan selalu memberikan suatu dorongan untuk bertahan pada satu titik. Yang akan membebaskan nya dari segala rasa penat yang menyelimuti hati dan batinnya.
                Dekatkan jika itu memang yang terbaik. Pertemukan dengan yang jauh lebih baik, bila memang itu bukan yang terbaik. Karena seberapa kuat kita mempertahankan suatu komitmen, jika Engkau berkehendak lain, apa yang bisa kita rubah dari semua ini? Seberapa besar niatan kita pada suatu tujuan dan kerasnya kita berjuang dalam mempertahankan itu semua. Namun, tak ada pilihan yang terbaik selain pilihanMu.
                Dalam hati tiba-tiba terbersit pikiran tentang sebuah rasa yang mulai hadir. Akankah ini menjadi sebuah rasa cinta? Tapi entah, apakah secepat ini? Tapi mengapa hati ini bimbang? Cinta? Apa arti cinta? Aku ingin cinta yang tulus. Memberikan kasih sayang yang tulus. Takkan ada pengkhianatan dan kebohongan yang ku dapat. Akankah cinta itu cinta yang suci, murni, dan takkan ada kebohongan tentang rasa yang selama ini ada. Kebahagiaan yang terpancar karena adanya cinta. Memberikan sebuah harapan dimana ada canda dan tawa yang terselimut di dalamnya. Banyak cerita indah dan sedih di balik semua bait-bait puisi yang tergambar dalam suatu hubungan yang didasarkan pada suatu niat yang tulus. Itulah mengapa diri ini begitu merindukan segenap cinta yang takkan pernah hilang. Dan semua cinta yang kekal adalah cinta padaMu Tuhan. Tuhan yang takkan membuat hati ini kecewa dan sakit. Meski kita menyakitiNya dengan segenap kesalahan yang tiada terukur dan terhitung.
                Bintang, yang jauh disana, meski jauh. Tapi ia tetap menampakkan sinarnya di malam hari, hingga fajar akan muncul menerangi dunia ini dengan begitu banyak pancaran sinarnya yang membuat kehidupan ini menjadi suatu kehidupan yang indah. Rasa syukur itu terkadang lupa terucap dari bibir kita. Rasa syukur yang harus selalu kita ingat. Dalam setiap detik kita mengingatnya. Akan kehidupan di dunia ini yang sementara. Meski kita diselimuti dengan kemegahan dunia yang amat keras. Namun, apa tiang kita akan roboh? Apakah kita membiarkan nya? Tidak mungkin kita membiarkan rumah kita roboh dengan adanya angin yang merusak nya.
                Hati yang terkadang bimbang, memikirkan apa yang sedang aku rasakan. Semua seperti baik dan tulus. Tapi di antara itu semua, sesungguhnya ada salah satu yang paling tulus di antara beberapa orang yang tulus. Tuhan, mungkin aku bisa memilih. Tapi pilihan terbaik adalah pilihanMu.
                Di antara bintang-bintang itu, aku bimbang dengan kehadiran bintang itu, yang sekarang menemani di kala hati termenung sedih, memikirkan suatu persoalan yang mungkin aku tak sanggup. Mampu memberikan apa yang seharusnya aku dapat. Semua bintang itu memberikan cahaya nya yang menjadi penerang, meski terlihat jauh dan cahaya redup, tapi ia mampu menemani di kala hati ini terbalut oleh rasa sedih. Ku berdiri memandangi langit yang diisi sejuta bintang.
                Tuhan, anugerahMu itu begitu banyak dan sempurna. Engkau selalu memberikan apa yang hammbaMu inginkan. Mungkin hanya waktu yang bisa memberikan pertanda. Bahwa sebenarnya Tuhan itu selalu memberikan itu semua, memberikan apa yang kita inginkan. Tapi apa yang kita rasakan? Kita selalu mengeluh. Kita merasa, do’a dan permintaan kita yang tak diberikan olehNya. Tapi tanpa kita sadari, kita tidak meyakini adaNya dirinya dalam kehidupan dan hati kita. Dia yang selalu ada di dekat kita. Mampu memberi, tapi kita? Kita hanya bisa mengeluh dan mengeluh. Tanpa berusaha dan terus berjuang. Melupakan apa yang terjadi. Ingin pergi dan lari dari suatu masalah.
                

DOA JODOH


Ya Allah...
Seandainya telah Engkau catatkan
dia akan menjadi teman menapaki hidup
Satukanlah hatinya dengan hatiku
Titipkanlah kebahagiaan diantara kami
Agar kemesraan itu abadi
Dan ya Allah... ya Tuhanku yang Maha Mengasihi
Seiringkanlah kami melayari hidup ini
Ke tepian yang sejahtera dan abadi

Tetapi ya Allah...
Seandainya telah Engkau takdirkan...
...Dia bukan milikku
Bawalah ia jauh dari pandanganku
Luputkanlah ia dari ingatanku
Ambillah kebahagiaan ketika dia ada disisiku

Dan peliharalah aku dari kekecewaan
Serta ya Allah ya Tuhanku yang Maha Mengerti...
Berikanlah aku kekuatan
Melontar bayangannya jauh ke dada langit
Hilang bersama senja nan merah
Agarku bisa berbahagia walaupun tanpa bersama dengannya

Dan ya Allah yang tercinta...
Gantikanlah yang telah hilang
Tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama dengan dirinya....

Ya Allah ya Tuhanku...
Pasrahkanlah aku dengan takdir-Mu
Sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik buatku
Karena Engkau Maha Mengetahui
Segala yang terbaik buat hambaMu ini

Ya Allah...
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemeliharaku
Di dunia dan di akhirat
Dengarlah rintihan dari hambaMu yang dlo’if ini

----------------------------------------
Jangan Engkau biarkan aku sendirian
Di dunia ini maupun di akhirat
----------------------------------------

Menjuruskan aku ke arah kemaksiatan dan kemungkaran
Maka kurniakanlah aku seorang pasangan yang beriman
Supaya aku dan dia dapat membina kesejahteraan hidup
Ke jalan yang Engkau ridhai
Dan kurniakanlah padaku keturunan yang soleh

Amin... Ya Rabbal 'Alamin

Dekap Jiwaku IBU


Ajari aku menghapus segala rasa benci
Yang menyelimuti hati ini dan selalu menggebu-nggebu
Aku iri pada dirimu,
iri pada hati yang kian sabar dan mampu menahan amarah
Penuh cinta dan kasih sayang
Tanpa mengharapkan suatu imbalan
Berkorban tanpa meminta
Wanita yang menjadi mentari dalam hidupku
Menjadi cahaya ketika ku berada dalam ruang yang gelap
Memberikan secerca harapan, yang kau impikan
Tapi apa yang bisa anakmu berikan
Tangisan air mata ini yang menyelimuti jiwa yang perih ini
Ajari aku tuk  menjadi buah hati yang dulu
Ajari aku tuk menjadi sosok yang berwibawa, bijaksana, dan berakhlak baik
Engkau mengajari semua itu
Meski jalan yang kau tempuh itu tidaklah mudah
Tapi dengan semangat pengorbanan mu untuk diri yang lemah ini
Engkau bisa..
Menutupi rasa sakit pada jiwamu,
menutupi kesedihan yang terbalut dalam hatimu,
sosok yang mulia
Yang diciptakan Allah untuk ku
Mentari hidupku,
berartinya dirimu, kehadiran mu,
kesedihan yang terpancar dalam raut wajahmu
Aku tau Ibu, tapi tak bisa aku menahan air mata yang tlah berlinangan ini
Allah,, Engkau tak mungkin memberikan ujian jika hambaMu tak mampu
Ini adalah tikungan dalam kehidupan yang kita jalani,
Dalam mencapai ridho dan karuniaMu..
Yakinkan aku jika memang jalan ini yang terbaik untuk kami
Meski terkadang apa yang kita inginkan tak sesuai dengan apa yang Engkau berikan
Dan yang harus kami jalani
Mentariku, cahaya hatiku, nafasmu adalah nafasku
Tangisan mu adalah tangisan ku..

A little thing was precious


Adakah pelangi setelah hujan?
Adakah bintang di setiap malam,
meski awan hitam menutupi seluruh langit,
di malam yang sepi
Adakah cahaya bulan yang datang bersama bintang?
Menemani di setiap malam yang sepi dan sunyi
Kebahagiaan yang seperti air, air yang mengalir
Tanpa diminta untuk datang dan pergi
Mengikuti tempatnya
Jika tempat itu mengalami suatu kebocoran,
hingga air itu habis,
tanpa diberi suatu alas untuk menutupi suatu kebocoran
Begitupun kebahagiaan dan cinta
Jika kita selalu menjaganya dan member pelindung,
maka semua itu akan tetap pada tempatnya
Cinta dan kasih sayang, sulit untuk dipertahankan
Karena suatu keegoisan yang menghancurkan harapan yang dibangun
Setitik kebahagiaan yang sangat berarti,
sebutir harapan dalam mencapai dan menjalani suatu alur kehidupan
Semua karena Tuhan,
menganugerahkan dalam diri dan hidup ini
Cinta, kasih sayang.. 

What is the meaning for this?


Ya Allah, apa yang aku rasakan ini?
Ketika memandang nya, serasa senang diriku ini,
Senyuman yang indah dan lugu
Mengapa aku tak bisa melupakan?
Bimbang dengan semua ini
Apa yang aku rasa, aku tak bisa mengerti dan menerjemahkan
Tapi Engkau yang tau mana yang terbaik untukku
Dalam hitungan hari saja, mengapa aku tlah memikirkan nya?
Begitu cepat,
Aku tak mengerti apa artinya?
Rasa suka, rasa kagum, rasa senang..
Cerita cinta yang terlukis,entah apa itu
Kehidupan yang tak jauh dari kata cinta
Cinta memang indah
Tapi kita yang membuat kesalahan dan menyakiti
Dan kita juga yang menyalahkan
Tak mau berjuang, tapi menyakiti
Apa maksudnya?
Ingin bertindak seenak dan sesuka hati kita
Dan juga tak mau sakit hati,
kita hanya bisa menyalahkan kehadirannya
Tidak.. sungguh tidak seharusnya..
Cinta itu melengkapi, suatu kekurangan,
bukan mencari kesempurnaan
Melainkan kesuksesan dalam memberikan suatu komitmen
Dalam memberikan suatu harapan yang pasti
Cinta yang tulus, dimana, kemana ia berlabuh?
Cinta yang agung, bagaimana engkau bisa datang?
Cinta yang suci, sesuci apakah dirimu?
Seputih salju, sebening mata air, selembut sutera,
Itukah yang ada pada dirimu?
Tuhan, yakinkan diriku, akan hadirnya cinta itu,
yang akan membawa warna dalam hidupku
Tak hanya bahagia, tapi juga merasakan bagaimana suatu perjuangan untuknya
Bagaimana cinta itu butuh pengorbanan yang tulus
Bukan keegoisan dan juga bukan amarah..
Bukan nafsu, melainkan bukti ucapan, dengan perbuatan secara pasti..

Bintang


Bintang,,
Cahaya mu memang bisa menerangi malam ku,
tapi, apakah engkau bisa menerangi jiwaku?
Dalam cahaya mu itu terpancar sebuah harapan
Harapan untuk selalu memandangi mu, dengan indahnya sinar mu
Selalu adakah kau dalam setiap jalan untuk menerangi malam ku?
Selalu adakah kau disaat bulan dan awan yang gelap?
Mungkin kau tak setiap malam ada
Bintang yang indah.. Aku selalu berdiri memandangimu,
Berdiri dalam keadaan dimana aku bahagia dan aku bersedih
Meski engkau tak selalu ada dan menampakkan sinar terang mu
Tapi aku selalu berdiri, memandangi langit itu
Ada bulan sabit
Tuhan, semua ini indah
CiptaanMu,, yang mewarnai langit-langit ini..

Bayangan Semu


Detik ini, jangan biarkan sukmamu menggangu ku
Agar ku bisa menghapus bayangmu yang selalu menghantuiku
Ingatlah apa yang tlah kau lakukan
Jangan kau sakiti lagi, dan cukup sampai disini saja
Karena derita itu tlah lama
Lama sekali ku menahan
Tapi, dirimu yang takkan mengerti, arti sebuah kasih sayang
Tapi hanya kau permainkan seperti bola
Yang tidak mempunyai titik ujung
Yang akan terus-menerus,sampai tiada henti
Dan akan terus kau mainkan,
Sampai kepuasan yang ada pada dirimu mengalahkan segalanya
Biarkan ku bersama bintang ku
Pergi lah sejauh mungkin..

Sejuta kisah yang terlupa


Rindu, sepi, semua terasa terpaut dalam hati
Yang takkan bisa membedakan semua yang terasa
Hingga pada akhirnya, kisah yang mampu bertahan
Dalam bait-bait cinta dan kasih sayang
Sekarang hanya tinggalah cerita
Yang menggoreskan sejuta luka dalam jiwa
Memancing emosi dan rasa benci
Namun, semua rasa sakit yang hilang
Ketika kedua insan yang saling bertatapan
Dalam satu waktu dan satu tempat
Ingin sekali aku curahkan
Tentang rasa yang selalu ada di relung jiwa ini
Yang menghantui di setiap langkahku, dalam melupakan nya
Melupakan sosok indah yang memberikan warna-warna
Warna canda, tawa, kesedihan, dan kegembiraan
Mampu ia hadirkan dalam setiap waktu
Cerita yang tertulis, dalam setiap pena ku, di atas diary
Namun, hanya memorian dan tinggal kenangan
Yang takkan pernah pudar
Meski dia tlah meninggalkan kisah dan janji
Apa yang dia inginkan saat ini?
Hingga dia menghancurkan semua semangat yang aku bangun
Apakah ia akan terasa bahagia, ketika aku tak ada di sini?
Tuhan, yakinkan aku jika semua ini terbaik untukku..

Hilangkanlah ingatanku


Ya Allah ya tuhanku,
Seandainya telah Engkau ciptakan dia untuk diriku
 Maka satukanlah hatinya dengan hatiku
 Titipkanlah kebahagian di antara kami
Yang takkan pernah berhenti
 Seiring waktu berjalan tiada henti,
Bimbinglah kami melayari hidup ini menuju kebahagiaan yang abadi
Akan tetapi, seandainya telah Engkau takdirkan bahwa dia bukan miliku,
Bawalah ia jauh dari pandanganku, pikiranku dan relung kalbuku
Hilangkanlah kerinduan yang menyayat-nyayat perasanku
Luputkanlah dia dari ingatanku
Dan peliharalah aku dari keputusasaan
Berikanlah aku kekuatan,
untuk menepis bayangannya jauh ke ujung langit biru
Agar ku bisa bahagia dan tersenyum,
 walaupun dia tidak ada bersama diriku
Gantillah yang telah tiada,
tumbuhkanlah kembali yang telah patah
Walaupun tidak sama seperti dirinya,
seorang yang tulus dalam mencinta

Ku pasrahkan segala jiwa dan raga ini hanya milikMu
Ku tahu sesungguhnya apa yang telah Engkau takdirkan
Adalah yang terbaik dalam realita hidup dan matiku
Karena Engkau Maha Mengetahui segala yang terbaik bagiku

Ya Allah...
Cukuplah Engkau saja yang menjadi pemelihara jalan hidupku
Ku berharap dengarkanlah rintihan dari setiap untaian do’a-do’aku 

Jauh dalam satu hati


Jadilah bintang yang selalu menerangi hatiku
Disaat aku sedih dan sangat membutuhkan
Seseorang yang bisa menyanyangi aku dengan setulus hati

Walau kita jauh, ku harap kita menyatu
Dan tiada yang isa ku persembahkan selain kata
Aku rindu padamu

Pandanglah langit malam ini
Meskipun kita saling menjauh
Meskipun kita tidak sedang bersama
Setidaknya kita melakukan hal yang sama


Noda cinta


Cinta karena Allah adalah suatu cinta yang suci,
 dari segala hawa nafsu
Apalah arti cinta jika mengharapkan sesuatu darinya?
Apa artinya jika hanya didasarkan pada nafsu?
Tak mungkin kita merasakan apa arti cinta sesungguhnya,
apabila nafsu yang mengalahkan segalanya
Cinta memang anugerah Tuhan untuk kita,
tapi apa kita harus memanfaatkan cinta, yang tulus?
Kasih sayang yang menutupi  segala benci
Akankah semua itu menjadi korban?
Karena kita memanfaatkan cinta
Yang sesungguhnya suci, tanpa noda
Tapi apa yang kita lakukan ?
Menodai dengan sejuta kebohongan, pengkhianatan, keegoisan
Tapi kita selalu ingin menang diatas semua itu
Ingin cinta..
Tapi tak cukup sekali kita menyakitinya
Mengapa disaat orang lain yang menyayangi kita tlah pergi,
Serasa kita bisa menguatkan hati
Tapi mengapa tidak terjadi?
Karena kita lah yang belum yakin dan berharap penuh
Keyakinan pada diri kita yang membuat semua terjadi