Cinta
yang rumit, namun semua itu indah. Tak bisa kita menyangka jika hidup ini tanpa
ada cinta. Cinta yang terkadang menghancurkan, namun bukanlah cinta yang
menghancurkan. Melainkan orang yang mengaku cinta, akhirnya ia mempermainkan
dan menodai cinta yang indah itu..
Dalam
setiap bait puisi dan do’a ku berharap semua itu mimpi. Namun ternyata
kenyataan. Aku tak ingin terjebak oleh adanya cinta. Tapi semua ini membuat
keadaan ku seolah menginginkannya. Dengan suatu harapan, entah harapan yang
benar-benar terjadi, atau harapan palsu.
“Apa yang sebenarnya
terjadi, sebenarnya diriku yang tak menginginkan akan hadirnya rasa itu. Namun,
tanpa aku meminta, ternyata rasa itu ada dan tumbuh di tengah kehidupan ku.”
Semua
yang terjadi tak luput dalam suatu pengorbanan perasaan ku dalam semua keadaan
yang semakin mendesak ku. Semua terasa mempersulit.
“Aku tak mau
berdiri disini, berdiri dalam suatu penantian yang tak berarti, yang akan
memberikan ku suatu harapan yang palsu”
Hati
yang terasa tersakiti dengan semua keadaan yang membuat ku rapuh, menghancurkan
semangat yang aku bangun selama ini. Tapi aku tak mau berdiri terus-menerus disini, tanpa maju
dan mencoba melupakan segala kepenatan jiwa ini. Perjalanan yang aku tempuh
tidak berhenti hanya karena satu, dua, atau tiga alasan yang membuat ku lemah.
Angin yang mencoba menggoyahkan. Tapi kekuatan hati dan percaya akan semua ini,
menjadikan hati ini tegar. Daun yang masih bergantung pada dahan dan ranting
pohonnya, mungkin saja bertahan, atau mungkin bisa saja daun itu layu dan
rontok karena terpaan angin yang menggoyahkan nya. Namun, semakin kuat ia
melekat pada pohon itu, meski angin menggoyahkan nya, ia tetap pada pohon itu.
Apabila ia jatuh, ia bertebaran, entah tak tau kemana ia akan jatuh, di tempat
yang jauh sekalipun.
“Apa yang
membuat dirinya dulu memilihku? Jika sekarang ia mencampakkan? Membuang rasa
itu dengan mudah, seperti tak ada lagi beban dalam dirinya. Namun apa yang
sebenarnya dia inginkan dari diriku? Yang sekarang sudah lemah dan rapuh?”
Semua
itu karena dia menilai dari luar dan fisik. Yang semua itu akan musnah suatu
saat nanti. Tapi ketulusan hati lah yang harus dicari. Tapi mengapa
berkebalikan dan bertolak belakang? Semua hanya memandang fisik. Tanpa dia
memandang ketulusan yang aku berikan.
Rasa
benci dan sakit hati yang sebenarnya masih membekas, namun semua itu terhapus
oleh rasa sayang dan semua ini akan menjadikan diriku bertahan di atas cinta.
Merindukan
suatu saat bisa melihat dia bahagia, entah itu karena diriku, atau karena orang
lain. Tapi hati ini tak rela melihat keadaan seperti ini, batin yang tersiksa,
jiwa yang lemah, takkan mampu membendung rasa perih yang terus-menerus hadir
dalam setiap kehidupan yang aku jalani. Karena dia yang indah dalam cerita dan
kisah cinta yang selama ini ku nanti. Namun semua itu hanya sekedar mimpi
bagiku. Karena kesadaran diriku atas dirinya, dirinya yang memiliki banyak
kelebihan, tak bernilai lebih di matanya, seorang seperti diriku. Yang hanya
merindukan sebuah harapan yang takkan mungkin hadir. Bagai merindukan purnama.
Bertahan dalam rindu dan sepi. Semua cerita indah yang tergambar dan terlukis
dalam alur hidup ku bersamanya. Namun semua tinggalah cerita, yang telah
terhapus oleh nya. Apakah dirinya mengingat? Mengingat semua yang kita jalani?
Semua menjadi satu, merasakan kepedihan dan kebahagiaan bersama. Itulah ‘Kita’.
Tuhan bantu aku melupakan semua kisah itu. Mimpi yang aku rangkai bersama
dirinya, kini hanya tinggal kenangan. Semua musnah. Tanpa ada bekas.
Namun,
dengan diriku terbiasa menjalani semua ini, diriku yang terbiasa tnpa dirinya
lagi, seakan menghapus segala tentangnya. Diterpa angin dan hilang entah kemana
ia terdampar. Tapi, detik ini, aku bersama dengan sosok yang mampu membuat
semua itu berubah. Menjadikan semangat ku tumbuh kembali. Terimakasi Tuhan.
Takkan ada yang lebih baik, selain pilihanMu.
Terbiasa
bersama, itulah sebab rasa itu mulai tumbuh. Tak melihat seberapa lama waktu
itu. Tapi rasa itu benar-benar perlahan tumbuh di tengah-tengah kehidupanku.
Mengapa aku mulai terbayang wajah seseorang itu? Apakah arti semua itu? Tak
dapat mengartikan semua itu. Tapi, aku biarkan semua itu mengalir dalam arus
ini. Aku akan berusaha mengikuti arus itu dan tak melawan arus itu. Semua
seperti air di dedaunan, yang membuat daun-daun itu basah di pagi hari karena
embun pagi. Setitik embun, yang menyejukkan. Setetes mata air yang menerangi
qalbu setiap insan.
Mata
terpanah, hati tertunduk oleh suatu rasa. Entah rasa cinta? Tapi aku tak ingin
cinta itu menyakiti lagi. Cinta yang tulus sangat sulit dicari. Mengapa semua
indah hanya sekejap saja? Ketulusan itu memang ada. Tapi siapa? Dan dimana? Aku
tak mencari nya. Karena aku belum siap untuk bermain dengan yang namanya “cinta”.
Dan itu sungguh suatu permainan yang membuat bingung. Rumit, semua itu rumit.
Berjuang memang berjuang. Tapi mengapa harus mencari yang sempurna. Nothing
perfect in the world.! Kesederhanaan yang tumbuh di tengah-tengah itu indah
sekali. Untuk apa kesempurnaan? Apakah akan selamanya? Tidak..! Kesempurnaan
itu maya. Dan takkan pernah ada. Tapi cinta itu sempurna. Bukan orang yang kita
cari yang sempurna. The perfect love, no perfect human..!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar