Sabtu, 31 Agustus 2013

Cinta yang rumit



Cinta yang rumit, namun semua itu indah. Tak bisa kita menyangka jika hidup ini tanpa ada cinta. Cinta yang terkadang menghancurkan, namun bukanlah cinta yang menghancurkan. Melainkan orang yang mengaku cinta, akhirnya ia mempermainkan dan menodai cinta yang indah itu..
Dalam setiap bait puisi dan do’a ku berharap semua itu mimpi. Namun ternyata kenyataan. Aku tak ingin terjebak oleh adanya cinta. Tapi semua ini membuat keadaan ku seolah menginginkannya. Dengan suatu harapan, entah harapan yang benar-benar terjadi, atau harapan palsu.
“Apa yang sebenarnya terjadi, sebenarnya diriku yang tak menginginkan akan hadirnya rasa itu. Namun, tanpa aku meminta, ternyata rasa itu ada dan tumbuh di tengah kehidupan ku.”
Semua yang terjadi tak luput dalam suatu pengorbanan perasaan ku dalam semua keadaan yang semakin mendesak ku. Semua terasa mempersulit.
“Aku tak mau berdiri disini, berdiri dalam suatu penantian yang tak berarti, yang akan memberikan ku suatu harapan yang palsu”
Hati yang terasa tersakiti dengan semua keadaan yang membuat ku rapuh, menghancurkan semangat yang aku bangun selama ini. Tapi aku tak  mau berdiri terus-menerus disini, tanpa maju dan mencoba melupakan segala kepenatan jiwa ini. Perjalanan yang aku tempuh tidak berhenti hanya karena satu, dua, atau tiga alasan yang membuat ku lemah. Angin yang mencoba menggoyahkan. Tapi kekuatan hati dan percaya akan semua ini, menjadikan hati ini tegar. Daun yang masih bergantung pada dahan dan ranting pohonnya, mungkin saja bertahan, atau mungkin bisa saja daun itu layu dan rontok karena terpaan angin yang menggoyahkan nya. Namun, semakin kuat ia melekat pada pohon itu, meski angin menggoyahkan nya, ia tetap pada pohon itu. Apabila ia jatuh, ia bertebaran, entah tak tau kemana ia akan jatuh, di tempat yang jauh sekalipun.
“Apa yang membuat dirinya dulu memilihku? Jika sekarang ia mencampakkan? Membuang rasa itu dengan mudah, seperti tak ada lagi beban dalam dirinya. Namun apa yang sebenarnya dia inginkan dari diriku? Yang sekarang sudah lemah dan rapuh?”
Semua itu karena dia menilai dari luar dan fisik. Yang semua itu akan musnah suatu saat nanti. Tapi ketulusan hati lah yang harus dicari. Tapi mengapa berkebalikan dan bertolak belakang? Semua hanya memandang fisik. Tanpa dia memandang ketulusan yang aku berikan.
Rasa benci dan sakit hati yang sebenarnya masih membekas, namun semua itu terhapus oleh rasa sayang dan semua ini akan menjadikan diriku bertahan di atas cinta.              
Merindukan suatu saat bisa melihat dia bahagia, entah itu karena diriku, atau karena orang lain. Tapi hati ini tak rela melihat keadaan seperti ini, batin yang tersiksa, jiwa yang lemah, takkan mampu membendung rasa perih yang terus-menerus hadir dalam setiap kehidupan yang aku jalani. Karena dia yang indah dalam cerita dan kisah cinta yang selama ini ku nanti. Namun semua itu hanya sekedar mimpi bagiku. Karena kesadaran diriku atas dirinya, dirinya yang memiliki banyak kelebihan, tak bernilai lebih di matanya, seorang seperti diriku. Yang hanya merindukan sebuah harapan yang takkan mungkin hadir. Bagai merindukan purnama. Bertahan dalam rindu dan sepi. Semua cerita indah yang tergambar dan terlukis dalam alur hidup ku bersamanya. Namun semua tinggalah cerita, yang telah terhapus oleh nya. Apakah dirinya mengingat? Mengingat semua yang kita jalani? Semua menjadi satu, merasakan kepedihan dan kebahagiaan bersama. Itulah ‘Kita’. Tuhan bantu aku melupakan semua kisah itu. Mimpi yang aku rangkai bersama dirinya, kini hanya tinggal kenangan. Semua musnah. Tanpa ada bekas.
Namun, dengan diriku terbiasa menjalani semua ini, diriku yang terbiasa tnpa dirinya lagi, seakan menghapus segala tentangnya. Diterpa angin dan hilang entah kemana ia terdampar. Tapi, detik ini, aku bersama dengan sosok yang mampu membuat semua itu berubah. Menjadikan semangat ku tumbuh kembali. Terimakasi Tuhan. Takkan ada yang lebih baik, selain pilihanMu. 
Terbiasa bersama, itulah sebab rasa itu mulai tumbuh. Tak melihat seberapa lama waktu itu. Tapi rasa itu benar-benar perlahan tumbuh di tengah-tengah kehidupanku. Mengapa aku mulai terbayang wajah seseorang itu? Apakah arti semua itu? Tak dapat mengartikan semua itu. Tapi, aku biarkan semua itu mengalir dalam arus ini. Aku akan berusaha mengikuti arus itu dan tak melawan arus itu. Semua seperti air di dedaunan, yang membuat daun-daun itu basah di pagi hari karena embun pagi. Setitik embun, yang menyejukkan. Setetes mata air yang menerangi qalbu setiap insan.
Mata terpanah, hati tertunduk oleh suatu rasa. Entah rasa cinta? Tapi aku tak ingin cinta itu menyakiti lagi. Cinta yang tulus sangat sulit dicari. Mengapa semua indah hanya sekejap saja? Ketulusan itu memang ada. Tapi siapa? Dan dimana? Aku tak mencari nya. Karena aku belum siap untuk bermain dengan yang namanya “cinta”. Dan itu sungguh suatu permainan yang membuat bingung. Rumit, semua itu rumit. Berjuang memang berjuang. Tapi mengapa harus mencari yang sempurna. Nothing perfect in the world.! Kesederhanaan yang tumbuh di tengah-tengah itu indah sekali. Untuk apa kesempurnaan? Apakah akan selamanya? Tidak..! Kesempurnaan itu maya. Dan takkan pernah ada. Tapi cinta itu sempurna. Bukan orang yang kita cari yang sempurna. The perfect love, no perfect human..!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar