Sabtu, 31 Agustus 2013

Nothing Perfect Human


Nothing Perfect Human

                Hari ini aku sangat sedih sekali. Aku hanya bisa berkhayal mendapatkan itu semua. Nilai yang bagus, seseorang yang peduli dengan ku, sahabat dan teman yang selalu menemaniku. Tapi semua itu kandas. Aku serasa sendiri. Hanya Tuhan yang menemani ku. Tapi aku sendiri, merasakan semua keterpurukan dan kesedihan ini. Maafkan aku untuk semua orang yang mengenalku. Aku hanya bisa membuat masalah, membuat kecewa. Hanya bercerita seenak hatiku. Aku selalu saja berkhayal. Dan khayalan itu terlalu tinggi. Hingga aku jatuh pun, aku berdiri dan bangkit sendiri. Semua orang mungkin ada yang mengerti perasaan ku, tapi tak semuanya paham dengan keadaan ku. Aku sedih, ingin sekali menangis. Menangis sepuas hatiku. Tapi meski aku menangis, takkan membuat semua yang dulu kembali. Aku menangis, tapi tak ada yang mempedulikan aku. Hidup ini keras. Sampai-sampai aku tak kuat menanggung beban fikiran. Sabar ku mungkin mencapai tingkat tinggi. Tapi sebenarnya itu masih belum apa-apa. Ini masih awal, dan mungkin aku pantang untuk menyerah. Aku memikirkan orang lain. Tapi terkadang aku salah. Ternyata aku membuang waktu dan air mata ku untuk hal yang tak berguna. Air mata ini tak berguna.! Aku harus hapus air mata ini. Untuk apa aku menangisi semua ini? Untuk apa? Tak membuahkan hasil yang akan mengembalikan semua nya. Semua hilang. Aku tidak seperti mereka. Mereka yang membuahkan hasil yang maksimal, sedangkan aku? Apa yang bisa aku banggakan dari diriku sendiri? Aku bertanya pada hatiku. Namun, tetap saja, tak ada. Aku tak mengerti apa yang terjadi. Serasa semua itu berbalik arah. Aku menghindarkan diri dari rasa dengki, sombong, dan benci. Tapi mereka yang dapat bersenang-senang di luar. Ya, mungkin orang lain bisa menilai aku tak mengerti apapun yang orang lain lakukan, yang orang lain rasakan. Tak seharusnya orang itu menilai ku seperti itu. Karena ini semua bukti. Mereka dapat bangga dengan diri mereka. Mereka senang, bahagia, dengan keadaan mereka. Mereka bisa melakukan apa yang mereka mau, dengan sesuka hati mereka. Tapi aku? Aku ingin sekali saja merasakan bagaimana bangga nya pada diri sendiri, tak mengecewakan orang lain, bisa melakukan apa yang aku inginkan. Tanpa aku harus memaksa terlebih dahulu. Aku tau, aku tak seperti mereka, yang pintar, tak suka membuat masalah, punya fisik dan materi. Tapi aku? Aku tak seperti mereka. Sekali pun aku memaksa dan menangis. Namun, jika sudah belum waktunya, apa yang bisa aku lakukan? Inikah hidupku? Yang tak mandiri. Yang selalu bergantung, tak bisa melakukan apa yang aku mau. Aku seperti anak yang selalu dan perlu untuk diawasi. Sekalipun pergi, aku tetap diawasi? Aku tau orang tua selalu ingin mencurahkan kasih sayang mereka. Dan kasih sayang itu takkan dibatasi oleh apapun. Sekali beliau ingin menjaga, takkan melepas begitu mudahnya.
                Curahan hati selalu terlukis dalam diary hidupku. Semua itu menjadi warna-warna dalam hidup. Yang akan selalu menjadi suatu lukisan hati di setiap insan dalam kehidupannya. Takkan pernah luput dari salah dan lupa. Tapi, aku harus belajar dan terus belajar menjadi anak yang sabar dan bersyukur karena Tuhan selalu menyayangiku. Dan selalu mencurahkan kasih dan cintanya. Aku sadar, bahwa apa yang ada pada diriku merupakan suatu anugerah yang harus setiap waktu ku syukuri. Aku menyadari, tak seharusnya aku melihat apa dan bagaimana orang lain. Tapi aku cukup bersyukur dengan apa yang aku peroleh. Ini adalah diriku. Aku menjadi diriku sendiri. Dan tak akan lagi melihat kelebihan orang lain. Aku tidak boleh iri dengan semua itu. Karena Tuhan telah menggariskan segala sesuatunya untuk kita. Apa yang kita peroleh adalah suatu hal yang besar dan itu adalah yang terbaik untuk kita. Setiap apa kelebihan orang lain. Apakah kita bisa memperoleh seperti itu? That is impossibble. Ini kehidupan kita sendiri. Dan setiap kekurangan orang lain kita pandang dengan kelebihan. Agar kita takkan pernah memandang kekurangan orang lain saja. Cenderung kita banyak yang memandang kelebihan orang dan tak ingin kekurangan nya. Betul bukan? Kekurangan itu adalah suatu hal yang jika kita melengkapi kekurangan itu akan menjadi suatu kelebihan. Kita menerima orang apa adanya. Kita menerima kekurangan nya. Memang sulit. Tapi itu adalah hal yang istimewa. Karena dengan begitu hidup kita menjadi lebih banyak warna. Jika kita hanya memandang banyak kelebihan orang lain. Hidup kita pasti very flat. Karena kita terbiasa dengan kemewahan, kesempurnaan, inginnya yang sempurna. Walau sesungguhnya tak ada yang sempurna. Nothing perfect in the world. Nothing perfect human in the world. Jadi untuk apa kita menjadi yang sempurna-sempurna banget?? Butuhnya untuk apa? Jika dia sempurna, tapi hatinya nggak sempurna. Wah,, sungguh hal yang menyesalkan dunia akhirat… :D
                Dan inilah aku. Aku lahir di dunia ini, dan tak mungkin aku meminta untuk seprti orang lain. Karena kita membawa takdir sendiri. Tak mungkin kita menjadi manusia sempurna.
Tapi kita akan saling melengkapi kekurangan itu… J

1 komentar:

  1. Coretan yang bagus dan keren (y) :)

    visit blogku ya http://lazdelast.blogspot.com

    BalasHapus