Terbalut
rindu-rindu kedamaian
Tetesan pedih menggores hati
Namun ketika benci menjadi rindu
Ketika rindu berbuah kasih dan cinta
Harapan diulur dan ditarik
Tetesan pedih menggores hati
Namun ketika benci menjadi rindu
Ketika rindu berbuah kasih dan cinta
Harapan diulur dan ditarik
Seakan
semua itu tak memiliki arti
Tergambar
pada bait puisi ini
Kerinduan yang menjerit setiap malam
Kerinduan yang menjerit setiap malam
Seakan
menyelimuti hati
Kian
lama kian menusuk
Tapi,
tak berarti
Kekalahan
ini biasa terlewatkan
Semua luka adalah awal dari bahagia
Akan datang tujuan itu
Cinta dan kemenangan kan ku gapai
Barisan perjalanan hidup yang masih panjang
Belum ada cukup waktu untuk berhenti
Mari kita berangkat menuju sejati
Semua luka adalah awal dari bahagia
Akan datang tujuan itu
Cinta dan kemenangan kan ku gapai
Barisan perjalanan hidup yang masih panjang
Belum ada cukup waktu untuk berhenti
Mari kita berangkat menuju sejati
Tuhan,
jika Engkau tak memberi harapan
Hilangkan
harapan itu dari relung hatiku
Jika
memang tidak ada kasih dan cinta
Jauhkanlah
dari hatiku
Jika
dia bukan tulang rusukku
Janganlah
Engkau selipkan kerinduan dan rasa cintaku padanya
Tanamkan
rasa yang jauh dari kebencian
Labuhkan
samudra keikhlasan
Ketika
hati keras untuk menerima
Tetap
tertanam rindu dan do’a
Meski
tak dimaknai, meski tak dimengerti
Tapi
tetap terkubur dalam-dalam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar